> >

Mengenal Sindrom Peter Pan dan Ciri-Cirinya

Kesehatan | 5 Februari 2025, 22:23 WIB
Mengenal Sindrom Peter Pan dan CiriCirinya
Ilustrasi Peter Pan Sindrom (Sumber: Ist)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Sindrom Peter Pan adalah kondisi psikologis yang menggambarkan seseorang yang enggan untuk tumbuh dewasa, baik secara emosional maupun sosial. Istilah ini terinspirasi dari karakter Peter Pan dalam dalam novel "Peter Pan, or The Boy Who Wouldn't Grow Up" (1991).

Dalam cerita klasik ini, karakter Peter Pan tidak pernah ingin menjadi dewasa dan selalu tinggal di Neverland, tempat di mana segala sesuatunya tampak ringan dan bebas dari tanggung jawab. Meskipun ini mungkin terdengar seperti fenomena yang unik, Sindrom Peter Pan benar-benar ada.

Melansir laman Medical News Today, Pater Pan Syndrome adalah kondisi yang terjadi saat seseorang yang sudah memasuki usia dewasa tidak menunjukkan kematangan secara psikologis, sosial, maupun seksual.

Orang dengan sindrom ini umumnya menghindari tanggung jawab dan bergantung pada orang lain, layaknya seorang anak kecil. 

Baca Juga: Mengenal Sindrom Asperger yang Diidap Jefri Nichol dalam Film "Aku Jati, Aku Asperger"

Penderita sindrom Pater Pan cenderung merasa tanggung jawab orang dewasa benar-benar menantang, sehingga mereka cenderung menghindarinya. Artinya, penderita adalah orang-orang yang enggan memikul tanggung jawab sebagai orang dewasa.

Sindrom Peter Pan bisa dialami oleh semua orang, tak terkecuali wanita atau pria. Sindrom ini tidak termasuk sebagai gangguan kesehatan mental, namun dapat memengaruhi relasi seseorang sekaligus kualitas hidupnya.

Ciri-Ciri Sindrom Peter Pan

Dikutip dari laman Cleveland Clinic, berikut ciri-ciri mengalami sindrom Peter Pan.

1. Sulit membuat keputusan 

Sulit membuat keputusan baik dalam hal kecil atau besar dapat menjadi ciri-ciri sindrom Peter Pan. Penderita akan menghindari membuat keputusan dan membiarkan orang lain yang mengambil peran. 

Hal ini kerap disebabkan karena mereka takut akan terlihat buruk setelah mengambil keputusan.

2. Tidak bisa mengatur keuangan

Penderita Peter Pan Sindrom sering kali kesulitan mengatur keuangan karena mereka cenderung menghindari tanggung jawab yang terkait dengan kehidupan dewasa, termasuk masalah keuangan.

Mereka mungkin merasa lebih nyaman untuk hidup tanpa batasan atau perencanaan yang matang, dan cenderung menghindari hal-hal yang mengharuskan mereka untuk membuat keputusan jangka panjang, seperti menabung, berinvestasi, atau membayar utang.

3. Tidak tertarik mengembangkan diri

Penderita Peter Pan Sindrom sering kali merasa tidak tertarik untuk mengembangkan diri karena mereka cenderung menghindari tanggung jawab dan tantangan yang datang dengan kedewasaan. Penderita sindrom ini sering merasa cemas atau takut jika mereka harus menghadapi hal-hal dewasa sehingga mereka memilih untuk tetap di zona nyaman dan menghindari hal-hal yang memerlukan usaha lebih.

4. Tidak memiliki rencana jangka panjang

Tidak memiliki rencana jangka panjang juga menjadi tanda sindrom Peter Pan. Penderita Peter Pan Sindrom sering kali tidak memiliki rencana jangka panjang karena mereka cenderung menghindari tanggung jawab dan tekanan yang terkait dengan peran dewasa. 

Mereka merasa lebih nyaman dengan kehidupan yang lebih sederhana dan bebas dari kewajiban, yang membuat mereka enggan untuk merencanakan masa depan. Rasa takut terhadap komitmen atau kegagalan dapat membuat mereka ragu untuk merencanakan langkah-langkah besar dalam hidup, seperti karier, pernikahan, atau perencanaan keuangan.

5. Bergantung pada orang lain

Bergantung pada orang lain adalah ciri umum ditemui pada penderita Peter Pan Syndrome. Mereka cenderung menghindari tanggung jawab pribadi dan mencari kenyamanan dengan mengandalkan orang lain, baik itu orang tua, pasangan, atau teman. 

Baca Juga: Mengenal Sindrom Kematian Mendadak Akibat Aritmia

Ketidakmampuan untuk mandiri secara emosional atau finansial dapat menyebabkan mereka merasa lebih aman jika ada orang lain yang membantu mereka dalam menghadapi masalah kehidupan. Hal ini bisa terjadi karena mereka tidak ingin atau merasa tidak siap untuk menghadapi tantangan yang datang dengan kedewasaan, seperti pekerjaan, tanggung jawab keluarga, atau keputusan besar dalam hidup.

 

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Gading-Persada

Sumber : Healthline


TERBARU