> >

Merokok Tingkatkan Berbagai Risiko Penyakit Kaki, Bukan Hanya Kapalan

Kesehatan | 12 Desember 2024, 05:19 WIB
Dilansir dari Healthline, merokok dapat memengaruhi kaki dan tungkai dengan mengurangi aliran darah dan memperlambat pertumbuhan atau penyembuhan tulang.  (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Bahaya merokok untuk paru-paru, jantung, atau ginjal mungkin sudah familiar di telinga Anda. 

Namun, apakah Anda juga tahu bahwa merokok dapat memengaruhi kaki dan tungkai?

Dilansir dari Healthline, merokok dapat memengaruhi kaki dan tungkai dengan mengurangi aliran darah dan memperlambat pertumbuhan atau penyembuhan tulang. 

Baca Juga: Bahaya Merokok bagi Paru-Paru dan Tips Berhenti Merokok

Rokok dan Penyempitan Pembuluh Darah 

Rokok mengandung nikotin yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dalam tubuh. 

Ketika terjadi penyempitan, sirkulasi darah ke seluruh bagian tubuh akan terhambat.

Pembuluh darah juga akan menjadi lebih kaku seiring dengan waktu. 

Akibatnya, jantung harus bekerja semakin keras untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. 

Karena kaki dan tangan merupakan bagian tubuh yang paling jauh dari jantung dengan pembuluh darah terkecil, kaki dan tangan sering kali paling terpengaruh oleh penyempitan pembuluh darah. 

Selain itu, zat kimia dalam rokok dapat melemahkan sel-sel di bagian dalam pembuluh darah yang menyebabkan adanya timbunan lemak. Timbunan lemak ini dapat membatasi aliran darah. 

Rokok dan Kesehatan Tulang

Adapun terkait kesehatan tulang, merokok terbukti memperlambat dan menghambat pertumbuhan tulang.

Dengan kata lain, seorang perokok cenderung punya tulang yang lebih lemah dan memerlukan waktu lebih lama dalam penyembuhan tulang. 

Baca Juga: Polisi Ingatkan soal Larangan Merokok saat Berkendara, Denda Rp750 Ribu Menanti

Penyakit Kaki dan Tungkai Akibat Merokok 

Merokok tidak hanya berbahaya bagi paru-paru, jantung, atau ginjal.

Merokok juga dapat menyebabkan penyakit pada kaki dan tungkai.

Beberapa di antaranya diuraikan di bawah ini. 

1. Plantar calluses

Plantar calluses adalah kapalan tebal yang terbentuk di telapak kaki. 

Merokok dapat menyebabkan lebih banyak kapalan di kaki karena adanya pembatasan aliran darah. 

2. Peripheral arterial disease (PAD)

Peripheral arterial disease (PAD) adalah kondisi yang kebanyakan orang pikirkan ketika mereka mengatakan smoker's feet atau kaki perokok. 

Kondisi yang dialami penderita adalah penyumbatan arteri yang disebabkan endapan lemak. 

Kondisi ini kemudian menyebabkan kemampuan berjalan terbatas karena kaki atau tungkai nyeri dan lemah. 

Selain itu, gejala lainnya adalah luka pada kaki.

Perubahan warna dan rasa dingin pada kaki dan tungkai, serta pertumbuhan rambut dan kuku yang buruk.

Lebih lanjut, PAD dapat meningkatkan potensi seseorang terkena stroke atau serangan jantung. 

Baca Juga: Merokok atau Vape Saat Berpuasa, Bagaimana Hukumnya?

3. Buerger’s Disease atau Penyakit Buerger 

Buerger’s Disease atau penyakit Buerger adalah penyakit inflamasi yang menyebabkan pembentukan bekuan darah di dalam pembuluh darah. 

Adanya bekuan darah ini kemudian dapat menyebabkan aliran darah terhambat, paling sering ke bagian kaki dan jari tangan. 

Terhambatnya aliran darah menyebabkan rasa nyeri, kerusakan jaringan, bahkan kematian atau pembusukan jaringan tubuh. 

4. Osteoporosis

Merokok akan memperlambat pertumbuhan tulang yang dapat menyebabkan osteoporosis dan peningkatan risiko patah tulang.

Adapun osteoporosis adalah kondisi ketika tulang rusak lebih cepat daripada pertumbuhannya. 

5. Sindrom Raynaud

Sindrom Raynaud adalah kondisi ketika aliran darah ke jari tangan, jari kaki, telinga, atau hidung terganggu. Pemicu sindrom ini yang paling umum adalah suhu dingin.

Karena merokok memengaruhi aliran darah melalui pembuluh darah kecil, merokok merupakan faktor risiko utama untuk perkembangan sindrom Raynaud.

Kini Anda sudah mengetahui bahwa merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk pada kaki dan tungkai.

Maka dari itu, alangkah baiknya jika Anda mulai menghindarkan diri dari rokok demi hidup yang lebih sehat ke depannya. 

 

Penulis : Tri Angga Kriswaningsih Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV, Healthline


TERBARU