Psikolog Sebut Butuh 3 Bulan Rehabilitasi untuk Hilangkan Kecanduan Judi Online
Kesehatan | 28 November 2024, 12:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Psikolog Sani Budiantini Hermawan mengatakan rehabilitasi pecandu judi online atau judol memerlukan waktu minimal tiga bulan di mana si pecandu benar-benar berhenti bermain sama sekali.
“Penanganan melibatkan tiga aspek utama. Medikasi dari psikiater untuk mengatasi stres atau depresi, psikoterapi dari psikolog untuk membantu memulihkan pola pikir dan perilaku, hingga dukungan keluarga yang memberikan kontrol dan pengawasan selama masa pemulihan,” kata Sani, lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia mengutip Antara, Rabu (27/11/2024).
Menurutnya, penanganan kecanduan judi online membutuhkan pendekatan intensif dan terpadu.
Baca Juga: Promosikan Situs Judi Online, Selebgram Sekaligus Mahasiswi di Gorontalo Terancam 6 Tahun Penjara
Selain terapi psikologis, pendekatan spiritual seperti mendekatkan diri kepada Tuhan juga dilakukan saat rehabilitasi untuk memperkuat mental.
Pendekatan-pendekatan tersebut dilakukan untuk menetralisasi efek kecanduan judi online dan agar individu yang terjerat dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat, baik secara fisik, mental, maupun sosial.
Sani menegaskan bahwa penanganan harus dilakukan secara paralel dan konsisten, agar pecandu judi online bisa keluar dari lingkaran gelap tersebut.
Pecandu judi online, kata dia, mengalami dampak psikologis yang serius misalnya akibat utang. Judi online, tidak hanya menguras keuangan, tapi, juga bisa merusak mental dan hubungan sosial.
"Orang yang terlilit utang dari judi online biasanya mengalami kekurangan finansial, kehilangan kepercayaan dari lingkungan, hingga konflik dengan keluarga, pasangan, atau teman. Akibatnya, mereka terisolasi, dimusuhi, dan menjadi stres berat atau depresi. Bahkan, tidak jarang tekanan ini mendorong mereka melakukan tindakan nekat seperti bunuh diri," ungkap Sani.
Baca Juga: TNI Diminta Dilibatkan untuk Berantas Judi Online, Begini Respons Menhan Sjafrie
Menurut Sani, ada kekeliruan pemikiran pada orang yang terus bermain juga online, meskipun sudah terlilit utang. Orang itu merasa bahwa judi online bisa diperhitungkan, padahal untung-untungan.
Kemenangan yang pernah diraih justru memicu kecanduan karena mereka tergiur janji mendapatkan uang lebih besar dan membuat mereka sulit berhenti, apalagi jika sudah kecanduan.
Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Gading-Persada
Sumber : Antara