Awas Keliru, Ini 6 Perbedaan Gejala DBD dan Tifus
Kesehatan | 23 November 2024, 01:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Demam berdarah dengue (DBD) menjadi salah satu penyakit yang harus diwaspadai saat musim hujan tiba. Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan RI, penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti ini menjadi salah satu masalah kesehatan yang paling banyak menyerang masyarakat Indonesia.
Pada 2022, tercatat sebanyak 1,1 juta kasus DBD di Indonesia. Sayangnya gejala DBD hampir serupa dengan penyakit tifus, sehingga kerap terlambat mendapat penanganan.
Baca Juga: Peralihan Musim, Kasus DBD di Karangasem Bali Dilaporkan Meningkat
Berikut perbedaan gejala DBD dan tifus:
1. Demam
Gejala demam pada penyakit DBD muncul tiba-tiba dengan suhu tubuh mencapai 39 hingga 40°C atau lebih, tanpa disertai gejala flu seperti batuk atau pilek. Demam juga berlangsung sepanjang hari.
Sementara demam pada penyakit tifus cenderung naik-turun dan berpola. Contohnya, penderita tifus akan mengalami demam tinggi pada malam hari dan turun pada siang hari.
2. Sakit pada perut
Penyakit tifus dan DBD hampir sama-sama menimbulkan gejala nyeri pada bagian perut. Pengidap demam berdarah biasanya juga akan mengalami gejala berupa nyeri pada ulu hati.
Sementara itu, pengidap tifus akan merasakan gejala tidak enak pada bagian perut, tetapi tak sampai menimbulkan nyeri hebat.
3. Tidak menyebabkan syok
Pengidap tifus umumnya tidak akan mengalami syok kecuali jika penyakitnya sudah berkembang menjadi komplikasi berat, seperti perforasi usus atau perdarahan hebat. Sementara itu, pada kasus demam berdarah dengue (DBD), syok lebih sering terjadi, terutama saat memasuki fase kritis.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Gading-Persada
Sumber : Kementerian Kesehatan