> >

Penelitian: Paparan Cahaya Biru dari Layar Gadget Berpotensi Picu Pubertas Dini

Kesehatan | 20 November 2024, 08:50 WIB
Ilustrasi Pria yang sedang memegang ponsel (Sumber: Freepik)

LIVERPOOL, KOMPAS.TV - Sebuah penelitian terbaru yang dipresentasikan pada Pertemuan Masyarakat Endokrinologi Pediatrik Eropa di Liverpool, Inggris, mengungkap temuan mengkhawatirkan terkait dampak paparan cahaya biru dari perangkat elektronik terhadap pertumbuhan dan perkembangan fisik.

Studi yang dilakukan terhadap 36 tikus, terdiri dari 18 jantan dan 18 betina, menunjukkan adanya hubungan antara paparan cahaya biru dengan percepatan pertumbuhan tulang dan penuaan dini yang berpotensi memicu pubertas dini.

Dalam penelitian tersebut, tikus-tikus dibagi menjadi tiga kelompok dengan perlakuan paparan cahaya yang berbeda.

Kelompok pertama menerima siklus cahaya standar, kelompok kedua terpapar cahaya biru selama enam jam, dan kelompok ketiga terpapar cahaya biru selama 12 jam setiap hari. Paparan cahaya dilakukan hingga muncul tanda-tanda awal pubertas.

Dr. Aylin Kilinc Ugurlu, peneliti utama studi ini, menyatakan, "Ini adalah studi pertama yang menunjukkan bagaimana cahaya biru berpotensi memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik, yang mendorong penelitian lebih lanjut tentang efek paparan layar modern pada pertumbuhan anak-anak," terangnya, dikutip dari Antara Rabu (20/11/2024)

Baca Juga: Menurut Penelitian, 3 Buah Ini Efektif Turunkan Tekanan Darah Tinggi, Apa Saja?

Pertumbuhan Lebih Cepat

Hasil penelitian menunjukkan kelompok tikus yang terpapar cahaya biru mengalami pertumbuhan lebih cepat, terutama pada tulang, dan memulai pubertas lebih awal dibandingkan kelompok kontrol.

Meskipun dilakukan pada tikus, para peneliti menyarankan adanya kemungkinan dampak serupa pada anak-anak.

"Karena ini adalah penelitian pada tikus, kami tidak dapat memastikan bahwa temuan ini akan berlaku juga pada anak-anak, tetapi data kami menunjukkan bahwa paparan cahaya biru dalam jangka panjang bisa mempercepat pertumbuhan fisik dan pematangan lempeng pertumbuhan, yang menyebabkan pubertas dini," jelas Ugurlu.

Para peneliti juga memperingatkan bahwa percepatan pertumbuhan akibat paparan cahaya biru tidak selalu menguntungkan. Paparan tersebut dapat menyebabkan penuaan tulang jangka panjang dengan mengubah struktur lempeng pertumbuhan tulang tikus.

"Ini berarti tulang mereka matang terlalu cepat, yang berpotensi menyebabkan mereka lebih pendek dari rata-rata saat dewasa," tambahnya.

Baca Juga: Fakultas Kedokteran UB dan UMN Kembangkan Penelitian Genomik dan Radiomik Berbasis AI

Secara normal, anak perempuan mencapai tinggi badan maksimal pada usia 14 hingga 16 tahun, sementara anak laki-laki menyelesaikan pertumbuhan pada usia 16 hingga 18 tahun.

Namun, pada kasus pubertas dini, terjadi pergeseran waktu pertumbuhan yang menyebabkan anak-anak mengalami percepatan pertumbuhan lebih awal dari yang seharusnya, diikuti dengan penghentian pertumbuhan prematur.

 

Penulis : Danang Suryo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU