> >

Bukan FOMO, Kini Tren JOMO Makin Diminati

Tren | 11 November 2024, 10:42 WIB
Fenomena FOMO Yang Terjadi di Lingkungan Remaja dan Gen Z (Sumber: Kompas Klasika - Kompas.id)

Kadang kita terjebak dalam rutinitas padat dan merasa harus hadir di setiap acara, meskipun kita tidak sepenuhnya merasa antusias atau nyaman. Namun, penting untuk berhenti sejenak dan menilai kembali apakah partisipasi kita benar-benar memberi manfaat.

Jika merasa bahwa sebuah acara atau kegiatan membuat Anda merasa tidak nyaman, atau bahkan bisa menambah stres. Anda dapat membatalkannya, pasalnya kegiatan yang tidak menyenangkan dapat menyebabkan burnout atau kelelahan mental.

3. Jangan multitasking

Multitasking justru membuat kita menjadi kurang produktif. Otak manusia tidak dirancang untuk memproses banyak informasi secara bersamaan. 

Ketika kita beralih dari satu tugas ke tugas lainnya, otak membutuhkan waktu untuk beradaptasi, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap tugas menjadi lebih lama. Multitasking juga dapat memicu stres dan kecemasan karena kita merasa terbebani oleh banyak tugas yang harus diselesaikan. 

Selain itu, rasa takut ketinggalan informasi penting (FOMO) juga dapat memperparah kondisi ini.

4. Berani menolak

Baca Juga: 5 Dampak Buruk FOMO untuk Kesehatan Mental

Di tengah tren FOMO, kita kerap merasa terdorong untuk menerima segala permintaan atau undangan. Bahkan ketika kita merasa tidak nyaman atau sudah kewalahan. 

FOMO bisa membuat kita terjebak dalam siklus over-commitment, di mana kita terlalu banyak mengambil tanggung jawab tanpa mempertimbangkan dampaknya pada diri kita sendiri. Belajar untuk mengatakan "tidak" pada waktu yang tepat bisa menjadi langkah penting untuk menjaga keseimbangan hidup. 

Ketika kita tidak merasa terbebani oleh kegiatan yang tidak sesuai dengan nilai atau tujuan kita, kita bisa lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.

 

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU