> >

IDAI Yakin Posyandu yang Difasilitasi Baik Bisa Jadi Pusat Pencegahan Anak Stunting

Kesehatan | 9 November 2024, 04:00 WIB
Foto ilustrasi kegiatan di Posyandu (Sumber: PTPN Group)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyerukan agar Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) harus bisa menjadi pusat untuk pencegahan stunting primer.

Praktisi kesehatan dari Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI dr. Meta Hanindita, Sp.A(K) mengatakan bahwa Posyandu harus berjalan baik dan memiliki fasilitas lengkap sebagai bagian dari upaya mencegah anak stunting.

"Program Posyandu harus berjalan dengan baik, harus dilengkapi fasilitas alat timbangan atau pengukuran panjang dan tinggi badan terstandar," kata Meta seperti yang dikutip dari Antara. Kamis (7/11/2024).

Oleh karena itu, Meta mengatakan, para kader Posyandu harus dilatih untuk memberikan pelayanan pencegahan stunting, termasuk cara menimbang bayi dengan benar.

Baca Juga: Ini Waktu yang Tepat Cek Gula Darah Penderita Diabetes Tipe 1 dan 2

"Misalnya, bagaimana menimbang yang baik karena bayi di bawah dua tahun ditimbang dengan telanjang. Tapi yang seringkali terjadi, popoknya, semua ditimbang, dan itu hasilnya jadi tidak akurat," ujar Meta.

Meta menjelaskan bahwa Posyandu adalah bagian dari pencegahan stunting primer.

"Pencegahan primer artinya dilakukan pada anak-anak yang masih baik-baik saja, berat badan, tinggi badan, status gizinya, kenaikan berat badan setiap bulan juga normal menurut usianya," terangnya.

Di Posyandu, anak harus diukur dan ditimbang berat badan dan panjang badannya dengan alat yang terstandar dengan cara yang benar setiap bulannya.

Setelah dilakukan pengukuran tersebut, petugas Posyandu harus melakukan evaluasi terkait pertumbuhan anak. Apabila, petugas kesehatan menemukan masalah seperti berat badan, panjang, dan status gizi yang kurang atau masalah pada kenaikan berat badan, anak harus dirujuk ke Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat).

"Pastikan juga alur rujukan mulai dari Posyandu ke Puskesmas, Puskesmas ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), dapat berjalan baik," kata dia.

Baca Juga: Sederet Penyakit Akibat Infeksi Bakteri Bacillus Cereus yang Ditemukan dalam Latiao

Meta juga mengatakan bahwa ketersediaan stok vaksin anak juga perlu dipastikan untuk menyukseskan program imunisasi lengkap yang berpengaruh dalam pencegahan stunting.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 21,6 persen.

Walaupun terjadi penurunan angka stunting dari 2021 yaitu 24,4 persen, masih perlu upaya besar untuk mencapai target penurunan stunting pada 2024 sebesar 14 persen.

 

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU