> >

IDAI Ungkap Perkembangan Motorik Normal pada Bayi di Usia 4 sampai 12 Bulan

Kesehatan | 18 September 2024, 21:46 WIB
Ilustrasi bayi (Sumber: Picsea on Unsplash)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pihak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, gerakan motorik anak merupakan fondasi dasar perkembangan seorang anak.

Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Neurologi IDAI, Dr Amanda Soebadi, Sp.A(K), M.Med(ClinNeurophysiol) mengungkapkan, perkembangan motorik yang normal dari seorang anak dimulai pada usia bayi sampai 12 bulan.

"Perkembangan motorik yang paling awal dan paling mudah diobservasi adalah perkembangan motorik kasar," kata Amanda dalam Seminar Media dengan topik “Keterlambatan Perkembangan Motorik pada Anak” pada Selasa (17/9/2024).

Baca Juga: Apakah Alzheimer atau Pikun Bisa Sembuh? Begini Kata Dokter

Amanda menjelaskan, perkembangan motorik kasar adalah perkembangan gerak yang melibatkan otot-otot besar.

Perkembangan motorik ini, kata Amanda, umumnya berjalan dari atas ke bawah.

"Jadi, kontrol kepala akan mendahului kontrol batang tubuh. Dan kontrol batang tubuh akan mendahului kontrol kaki dan tangan," ujarnya.

Oleh karena itu, perkembangan motorik kasar bayi yang bisa diobservasi pertama kali adalah kemampuan dia mengangkat kepala.

Selain itu, ada juga perkembangan motorik halus yang biasanya mengikuti atau terjadinya sesudah perkembangan motorik kasar.

"Karena kontrol otot-otot besar harus dikuasai dulu, sebelum anak dapat mengendalikan otot-otot yang lebih kecil yang terlibat dalam motorik halus," jelasnya.

Amanda menjelaskan perkembangan motorik kasar normal pada bayi menurut jenjang usia secara umum, berikut penjelasannya:

Usia 4 bulan

Amanda mengatakan, normalnya perkembangan motorik kasar pertama bayi adalah mangangkat kepala yang umum dicapai pada usia 4 bulan.

Baca Juga: Kaya Omega 3, IDI Dukung Susu Ikan Atasi Stunting dan Penuhi Gizi Anak

Usia 6 bulan

Pada usia 6 bulan, bayi akan bisa tengkurap.

"Maksudnya, berbalik ke posisi tengkurap, kemudian kembali lagi ke posisi terlentang tanpa bantuan," ucapnya. 

Usia rata-rata 6-7 bulan

Pada usia rata-rata 6-7 bulan, bayi akan bisa duduk sendiri.

"Tentunya di luar usia-usia di sini, ada saja yang mulai di usia lebih dini atau kadang-kadang ada yang lebih lambat. Tetapi, yang dicantumkan di sini adalah usia rata-ratanya. Kebanyakan bayi sudah mencapainya pada usia rata-rata tersebut," jelasnya.

Usia rata-rata 7-8 bulan

Rata-rata di usia 7-8 bulan, bayi akan mulai bisa berdiri berpegangan.

Usia rata-rata 8-9 bulan

Pada usia rata-rata 8-9 bulan, bayi akan dapat merangkak.

Kemudian, bayi akan mulai bisa berjalan berpegangan rata-rata pada usia 9 bulan.

Usia rata-rata 11-12 bulan

Pada usia rata-rata 11-12 bulan, bayi akan bisa berdiri sendiri.

Kemudian, bayi akan dapat berjalan sendiri rata-rata pada usia 12 bulan.

Namun, Amanda mengatakan, rentang normalnya bisa berlangsung sekitar 16 bulan.

Perkembangan motorik halus normal pada bayi 

Usia 4 bulan

Pada usia ini, umumnya anak sudah bisa membuka tangan, sehingga ia sudah dapat bermain dengan tangannya.

"Jika kita lihat, bayi baru lahir dengan kedua tangannya terkepal. Itu sebuah refleks yang dimiliki bayi pada saat baru lahir," ujarnya.

"Tapi, pada usia 4 bulan, tangan bayi seharusnya sudah tidak terkepal terus-menerus, tapi sudah mulai terbuka," lanjutnya.

Usia 6 bulan

Pada usia 6 bulan, bayi sudah bisa meraih dan memindahkan benda dari tangan ke tangan. 

Usia 9-12 bulan

Pada usia 9-12 bulan, bayi sudah harus dapat memegang benda kecil, terutama dengan menjimpit (princer grasp).

"Menjimpit adalah memegang suatu benda kecil antara ibu jari dengan jari telunjuk. Itu adalah suatu milestone atau kemampuan perkembangan motorik halus yang penting," terangnya.

Sekretaris UKK Neurologi IDAI itu juga mengatakan, perkembangan motorik kasar dan halus normal pada bayi di atas semua sumbernya dari penelitian WHO pada puluhan ribu anak yang dilaporkan pada 2006.

"Beberapa kemampuan perkembangan memiliki rentang yang cukup panjang," kata Amanda.

"Namun, jika pada atau menjelang akhir rentang tersebut anak belum mencapai perkembangan motorik tersebut, anak patut kita curigai mengalami keterlambatan perkembangan," pungkasnya.

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU