> >

Kaya Omega 3, IDI Dukung Susu Ikan Atasi Stunting dan Penuhi Gizi Anak

Kesehatan | 13 September 2024, 21:47 WIB
Susu Ikan (Sumber: Dok. KemenKopUKM)

JAKARTA, KOMPAS.TV - PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mendukung pemerintah mengatasi masalah gizi dan meningkatkan kualitas kesehatan anak.

Khususnya dengan adanya produk 'susu ikan' yang digadang-gadang masuk dalam rencana program Makan Bergizi Gratis di pemerintahan Prabowo-Gibran.  

Ketua Umum PB IDI, Mohammad Adib khumaidi mengatakan, 'susu ikan' sebagai terobosan pemenuhan gizi sekaligus mengatasi stunting.

"Ini adalah suatu upaya pemerintah dalam peningkatan kualitas kesehatan, khususnya untuk anak-anak terkait masalah stunting," ujar Adib dalam sesi media briefing yang digelar PB IDI, Jumat (13/9/2024).

Baca Juga: Bagus Mana, Kandungan Susu Ikan, Susu Nabati, atau Susu Hewani?

"Mari kita sama-sama mendukung upaya pemerintah dan konsen pemerintah dalam memberikan suatu terobosan dalam peningkatan gizi. Ini suatu hal yang perlu kita apresiasi," imbuhnya.

Di kesempatan yang sama, Ketua Komite Advokasi Percepatan Penurunan Stunting Kesehatan Ibu dan Anak serta SDG’s PB IDI, Agussalim Bukhari mengatakan, omega-3 pada 'susu ikan' baik untuk perkembangan otak dan kesehatan jantung.

Menurut Agus, kandungan omega-3 dari 'susu ikan' lebih banyak daripada susu sapi.

"Satu keunggulan kalau dari ikan semua orang sudah tahu bahwa mengandung omega 3, itu keunggulannya dari ikan apalagi buat susu, omega 3 juga bagus untuk penyakit kanker, bagus buat jantung, perkembangan otak dan tentunya anti inflamasi,” kata dr. Agus.

Selain itu, produk hidrolisat protein ikan juga rendah laktosa, sehingga aman untuk anak yang intoleran laktosa pada susu sapi atau sering disebut alergi susu sapi.

Agus mengatakan, semua jenis ikan juga bisa dijadikan hidrolisat ikan berbentuk bubuk atau cair yang penyajiannya mirip susu.

Contohnya ikan gabus dan lele dengan kandungan albumin tinggi, serta salmon dan ikan teri dengan kandungan omega 3 tinggi dan lemak baik.

Meski begitu, Agus menerangkan, proses pembuatan hidrolisat ikan bisa mengurangi kandungan gizi dari ikan itu sendiri sebanyak 50 persen. Karena pemanasan bila diolah menjadi susu pasteurisasi.

Oleh karena itu, meskipun susu ikan mengandung protein, vitamin dan mineral, namun tidak cukup hanya dari satu sumber saja.

Tapi juga harus ditambahkan dengan konsumsi lauk kaya protein, sayur, dan buah untuk mencukupinya.

Baca Juga: Ternyata Kolesterol Tinggi Juga Bisa Serang Anak-Anak, Ini Penjelasannya

Dalam proses pembuatannya susu ekstrak ikan ini juga perlu ditambahkan vitamin dan mineral yang hilang yang disebut fortifikasi.

“Susu sapi juga sekarang ada yang omega 3 tinggi karena ditambahkan, karena teknologi farmasi sekarang sudah canggih, tidak ada masalah yang kurang bisa ditambahkan bahkan yang berbahaya bisa dieliminasi,” kata Guru Besar Gizi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar itu.

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU