Cacar Monyet atau Mpox Menyebar di Indonesia hingga 88 Kasus, Menkes: Bisa Diobati, Sudah Ada Vaksin
Kesehatan | 27 Agustus 2024, 22:30 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencatat adanya 88 kasus cacar monyet atau Mpox di Indonesia hingga saat ini.
Kasus Mpox pertama kali dikonfirmasi pada 20 Agustus 2023. Pada 2023, Indonesia kembali melaporkan kasus Mpox, yakni sebanyak 73 kasus konfirmasi, dan pada 2024 sebanyak 14 kasus.
Menanggapi temuan ini, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, fatalitas cacar monyet di Indonesia rendah dan masih terkendali.
Baca Juga: Dokter: Anak dengan Penyakit Jantung Rematik Sebaiknya Hindari Makanan Berglukosa Tinggi
Menkes Budi lantas meminta masyarakat untuk tidak terlalu khawatir karena cacar monyet bisa diobati.
"Di Indonesia kasusnya lebih banyak varian clade IIB, ini bisa diobati dan tingkat fatalitasnya kecil sekali, semua yang sakit di Indonesia sembuh, jadi enggak usah khawatir, apalagi kalau dari cacar, itu kan sudah ada vaksin, ya,” ujar Menkes Budi, dilansir dari Antara, Senin (26/8/2024).
Ia menekankan bahwa sampai saat ini, kasus Mpox di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
“Di Indonesia sendiri tahun 2024 mungkin ada sekitar 12-14 kasus dan belum ada lagi akhir-akhir ini. Kemarin ada satu, masih potensi, tetapi sekarang sedang dicek apakah itu benar-benar Mpox karena kemarin ada empat, tetapi tiga ternyata negatif, yang satu ini sedang dicek di lab,” katanya.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, vaksin Mpox massal bagi masyarakat Indonesia belum diperlukan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga belum merekomendasikan hal itu. Nadia menjelaskan, saat ini vaksin tersebut diprioritaskan bagi kelompok yang berisiko terpapar virus itu.
Baca Juga: Mengapa Ketiak Seperti Bau Bawang? Ini Penjelasan Pakar dan Cara Mengatasinya
Adapun terkait persediaan vaksin Mpox, Nadia mengatakan bahwa stok tahun ini masih cukup, sehingga belum ada urgensi untuk menambah.
Meski demikian, setiap orang dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan cacar monyat, yaitu membatasi kontak fisik maupun seksual pada penderita atau suspek Mpox, hindari gonta-ganti pasangan seks, cuci tangan rutin, dan selalu menjaga kebersihan diri.
Untuk diketahui, cacar monyet adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi virus langka dari hewan (zoonosis) atau lebih umum disebut sebagai virus monkeypox.
Penyakit ini ditemukan pertama kali pada tahun 1970 di Kongi, Afrika Selatan. Penyebutan cacar monyet dikarenakan monyet merupakan inang utama dari virus monkeypox.
Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV