> >

Mengapa Banyak Perempuan Bertahan dalam Hubungan yang Penuh Teror KDRT? Ini Alasannya

Tren | 15 Agustus 2024, 20:30 WIB
Kolase foto Cut Intan Nabila menjadi korban KDRT sang suami (foto tengah), Armor Toreador (kanan). (Sumber: Instagram @cut.intannabila via Tribunstyle)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kasus kekerasan yang dialami selebgram Cut Intan Nabila dari suaminya, Armor Toreador mengungkap lingkaran kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang menimpa banyak perempuan.

Cut Intan sendiri menutup rapat kekerasan demi kekerasan yang dialaminya dalam lima tahun usia pernikahannya.

”Selama ini saya bertahan karena anak, ini bukan pertama kalinya saya mengalami KDRT. Ada puluhan video lain yang saya simpan sebagai bukti, lima tahun sudah berumah tangga, banyak nama wanita mewarnai rumah tangga saya, beberapa bahkan teman saya.”

Baca Juga: Cut Intan Nabila, Kamu Nggak Sendirian! Partai Gerindra Siapkan Tim Hukum Prabowo Beri Pendampingan

Tak sedikit komentar di media sosial yang menyayangkan mengapa Intan, dan banyak perempuan lain yang menjadi korban KDRT, memilih untuk tetap bertahan dalam hubungan yang kasar (abusive).

Dikutip dari Womensaid.org, berikut adalah beberapa alasan mengapa seorang korban KDRT memilih untuk bertahan:

Bahaya dan takut

Salah satu alasan penting seorang perempuan memilih untuk bertahan adalah karena tahu akan berbahaya bagi mereka jika nekat pergi. Rasa takut tersebut adalah hal yang nyata. Ada berbagai kasus kekerasan yang terjadi setelah terjadinya perpisahan.

Isolasi

KDRT biasanya terjadi karena korban merasa terisolasi. Pelaku berupaya melemahkan hubungan korban dengan keluarga dan teman, sehingga sangat sulit baginya untuk mencari dukungan.

Pelaku sering kali berusaha mengurangi kontak pasangannya dengan dunia luar untuk mencegahnya menyadari bahwa perilaku pelaku merupakan tindakan kasar dan salah.

Isolasi menyebabkan perempuan menjadi sangat bergantung pada pasangannya yang suka mengontrol.

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU