> >

Perdarahan Pasca-persalinan Masih Jadi Penyebab Angka Kematian Ibu Melahirkan di Indonesia Tinggi

Kesehatan | 15 Agustus 2024, 10:59 WIB
Ilustrasi ibu hamil. (Sumber: Kompas.com/FREEPIK)

Terobosan lain yang dapat dilakukan adalah meningkatkan deteksi dini perdarahan, dari rata-rata 50 persen menjadi 90 persen. Jika ini dilakukan angka kematian ibu bisa diturunkan sampai 50 persen.

"Langkah ketiga adalah meningkatkan tindakan cepat saat terjadinya perdarahan, baik dalam tatalaksana atau rujukan. Hal ini bisa menurunkan angka kematian ibu sampai 12 persen. Jika semua intervensi ini dilakukan, dampaknya angka kematian ibu bisa diturunkan sampai 80 persen," ujar Sandeep.

Ia juga menyebut pentingnya melakukan pengukuran jumlah darah yang keluar pascapersalinan secara akurat.

"Pengukurannya bisa pakai berbagai alat, yang terpenting tidak hanya dilihat secara visual, tapi diukur. Sehingga kalau jumlahnya tinggi bisa seger dirujuk," katanya.

Peneliti Departmen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada, dr.Detti Nurdiati Sp.OG mengatakan, tak kalah penting adalah tindakan preventif.

Baca Juga: Hasil Visum Ungkap Cut Intan Nabila Alami Benjol di Kepala dan Luka Cakar di Punggung

"Tindakan preventif meliputi skrining faktor risiko dengan mengecek apakah ada hipertensi, anemia, atau riwayat perdarahan sebelumnya, serta melakukan USG untuk melihat posisi janin, air ketuban, dan sebagainya," katanya.

Direktur Sains Medis Danone Indonesia, Dr.Ray Wagiu Basrowi menyebutkan, skrining anemia merupakan kunci untuk mengurangi prevalensi anemia.

“Screening anemia meliputi inspeksi fisik dan melihat kecukupan gizi. Karena ketika terjadi anemia defisiensi zat besi, maka ibu juga mengalami defiesiensi zat gizi mikro yang lain sehingga bisa mengganggu asupan nutrisi ke si Kecil. Hal-hal seperti inilah yang tentu penting untuk terus diedukasi oleh para bidan," katanya.

 

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU