> >

Bayi Meninggal di Sukabumi Diduga Imunisasi Ganda, Ini Respons Kemenkes

Kesehatan | 2 Juli 2024, 12:31 WIB
Ilustrasi pemberian imunisasi bayi. (Sumber: SHUTTERSTOCK/Atiwat Witthayanurut)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Keamanan imunisasi secara ganda atau lebih dari satu jenis vaksin ternyata sudah direkomendasikan ahli.

Pernyataan itu disampaikan Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Prima Yosephine, merespons laporan bayi berinisial MKA yang dilaporkan meninggal di Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (11/6/2024), diduga karena imunisasi ganda.

"Imunisasi ganda itu sudah direkomendasikan oleh Indonesian Technical Advisory Group on Immunization dan Ikatan Dokter Anak Indonesia. Imunisasi ganda ini aman dalam satu kali kunjungan,” katanya di Jakarta, Minggu (30/6/2024) seperti mengutip Antara.

Baca Juga: Bayi Meninggal Usai Imunisasi, Dinkes Sukabumi: Diduga Masuk Kategori KIPI Serius

Dikatakan Prima, pemberian vaksin sesuai jadwal imunisasi nasional dilakukan sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), baik jadwal imunisasi rutin maupun kejar (catch up).

“Pemberian imunisasi kombinasi lebih dari satu antigen atau satu jenis vaksin sama aman dan efektifnya dengan imunisasi tunggal,” katanya.

Dikatakan Prima, beberapa vaksin atau kombinasi vaksin yang didapat dalam satu kunjungan penting untuk melindungi anak dari berbagai penyakit sedini mungkin.

"Hal ini juga memudahkan untuk menyelesaikan dosis yang dianjurkan tepat waktu," katanya.

Hal yang juga penting untuk diketahui, kata dia, bahwa menerima suntikan dosis ganda juga tidak membebani sistem kekebalan tubuh.

“Antigen yang ada dalam vaksin hanyalah sebagian kecil dibandingkan dengan apa yang secara alami ditemui oleh tubuh kita setiap hari,” ujarnya.

Laporan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, menunjukkan menerima kombinasi vaksin sekaligus tidak menimbulkan masalah kesehatan kronis.

Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk melihat dampak pemberian berbagai kombinasi vaksin. Vaksin yang direkomendasikan terbukti efektif jika dikombinasikan maupun secara disuntikkan tunggal.

Terkadang kombinasi vaksin tertentu yang diberikan bersamaan dapat menyebabkan demam. Akan tetapi, kondisi ini bersifat sementara dan tidak menyebabkan kerusakan permanen.

Dikatakan Prima, manfaat imunisasi ganda di Indonesia antara lain memberikan perlindungan secepat mungkin. Imunisasi diberikan tepat waktu secepat mungkin untuk melindungi anak pada usia yang rentan. Selain itu, pemberian beberapa imunisasi secara bersamaan mengurangi jumlah kunjungan sehingga orangtua dan anak tidak perlu datang berulang kali ke fasilitas kesehatan.

"Imunisasi ganda mengurangi trauma pada anak, terutama kecemasan dan rasa sakit yang dirasa anak saat penyuntikan," katanya.

Selain itu, vaksinasi ganda juga meningkatkan efisiensi dan cakupan petugas kesehatan memiliki waktu untuk melakukan imunisasi ke lebih banyak anak, serta program kesehatan lainnya.

Seperti diketahui Bayi berinisial MK yang baru berusia dua bulan 28 hari meninggal usai diimunisasi di Kota Sukabumi, Jawa Barat.

Baca Juga: Sedang di Luar Negeri, Anies Baswedan dan Bambang Sudibyo Tak Hadiri Rapat Bahas Pendidikan di DPR

Ibu bayi, Deara Wulandari (27) menceritakan bahwa anaknya meninggal tak lama setelah mendapat imunisasi dengan empat varian vaksin antigen sekaligus, pada Selasa (11/6/2024).

Kronologi Imunisasi ini dilakukan di Puksesmas Sukakarya, Kota Sukabumi.

"Anak saya ketinggalan imunisasinya dari satu bulan setelah lahir belum pernah imunisasi. Jadi kata bidan disuntiknya dua, BCG dan DPT, terus yang ditetes ke mulut 2 macam. Sesudah cek suhu tubuh dikatakan normal sama bidan, lanjutlah penyuntikan," kata Deara pada awak media di Mapolres Sukabumi Kota, Jumat (14/6/2024).

 

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU