> >

Suhu Panas Diprediksi Terjadi hingga Agustus 2024, Ini Tips agar Tak Mudah Sakit

Kesehatan | 4 Mei 2024, 07:45 WIB
ilustrasi. BMKG memperkirakan suhu panas yang terjadi di Indonesia saat ini masih akan berlangsung hingga Agustus atau September mendatang. (Sumber: Freepik)

 

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan suhu panas yang terjadi di Indonesia saat ini masih akan berlangsung hingga Agustus atau September mendatang.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan penyebab suhu panas di Indonesia pada awal Mei 2024 ini karena fenomena tahunan, yakni siklus gerak semu matahari.

“Secara karakteristik fenomena suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun,” ujar Guswanto, Kamis (2/5/2024).

Meski demikian, dia memastikan suhu panas yang melanda Indonesia tidak dipengaruhi gelombang panas (heatwave) yang tengah terjadi di sejumlah negara di Asia Selatan dan Tenggara.

Baca Juga: Apa Itu Heat Wave yang Melanda Sejumlah Negara Asia? BMKG Bantah Indonesia Alami Gelombang Panas

“Kalau di Indonesia hanya panas terik, suhu harian, bukan sebagai gelombang panas yang ada di Asia. Secara karakteristik tidak terpenuhi,” kata Guswanto, dikutip dari Kompas.com.

Imbauan BMKG

Meski bukan heatwave, BMKG mengimbau masyarakat untuk meminimalkan waktu berada di bawah paparan matahari antara pukul 10.00 WIB – 16.00 WIB.

Selain itu, masyarakat diimbau untuk mengoleskan cairan pelembap tabir surya SPF 30+ setiap dua jam untuk melindungi kulit.

Untuk menjaga kesehatan dan stamina di tengah cuaca panas, dianjurkan minum air putih dan makan buah segar yang mencukupi sehingga tidak terjadi dehidrasi dan iritasi kulit.

Tips Menghadapi Suhu Panas

Dilansir laman Kementerian Kesehatan di kemkes.go.id, cuaca panas tidak hanya membuat aktivitas masyarakat menjadi terganggu, namun juga menyebabkan terjadinya berbagai potensi masalah kesehatan antara lain:

  • Dehidrasi, heatstroke dan iritasi kulit yang ditandai dengan kelelahan, kulit kering serta warna air kencing yang keruh.
  • Sakit kepala sebelah (migrain) akibat terpapar panas matahari ataupun terpapar polusi yang berlebihan.
  • Panas dalam akibat kondisi cuaca yang panas dan diperparah dengan asupan makanan yang kurang tepat, seperti gorengan atau makanan pedas.
  • Demam tinggi akibat paparan sinar matahari, sehingga menyebabkan suhu tubuh meningkat. Apabila tidak mendapatkan penanganan, akan berbahaya dan dapat merusak otak serta organ-organ vital di dalam tubuh kita.

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG: 27 Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang 3-4 Mei 2024

Berikut beberapa tips menghadapi cuaca panas agar terhindar dari masalah kesehatan:

1. Cegah dehidrasi dengan minum air yang banyak. Jangan menunggu haus.
2. Hindari minuman berkafein, minuman berenergi, alkohol, dan minuman manis.
3. Hindari kontak dengan sinar matahari secara langsung dan gunakan topi atau payung.
4. Memakai baju yang berbahan ringan dan longgar.
5. Hindari menggunakan baju berwarna gelap agar tidak menyerap panas.
6. Sebisa mungkin berteduh pada waktu antara jam 11 pagi – 3 siang
7. Jangan meninggalkan siapa pun di dalam kendaraan dalam kondisi parkir, baik dengan jendela terbuka maupun tertutup.
8. Gunakan sunscreen minimal 30 SPF pada kulit yg tidak tertutup oleh baju sebelum keluar rumah.
9. Sediakan botol semprot air dingin di dalam kendaraan.

Anda juga disarankan untuk waspada ketika muncul gejala-gejala seperti:

1. Keringat berlebih
2. Kulit terasa panas dan kering
3. Rasa berdebar atau jantung terasa berdetak lebih cepat
4. Kulit terlihat pucat
5. Kram pada kaki maupun abdomen
6. Mual, muntah, pusing
7. Urine yang sedikit dan berwarna kuning pekat.

Jika muncul gejala-gejala tersebut, dinginkan tubuh dengan kain basah atau spons basah pada pergelangan tangan, leher, dan lipatan tubuh lainnya serta banyak minum air.

Jika masih bergejala, segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan.

 

Penulis : Dian Nita Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas.com, kemkes.go.id


TERBARU