Patut Waspada, Ini 7 Tanda Tubuh Overdosis Gula
Kesehatan | 30 April 2024, 06:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Gula merupakan sumber karbohidrat dan energi bagi tubuh. Tubuh kita menggunakan glukosa yang berasal dari makanan untuk memberi energi pada otak dan organ-organ kita.
Gula juga membantu fungsi otak meningkat, agar tidak lamban dalam berpikir dan konsentrasi. Meski berguna untuk tubuh secara umum, asupan gula tidak boleh berlebihan.
Melansir laman Kementerian Kesehatan RI, direkomendasikan batas maksimum konsumsi gula per hari sebanyak 10 persen dari total energi yang 200 kkal. Konsumsi gula berlebih akan berdampak buruk pada kesehatan, seperti risiko diabetes, tekanan darah tinggi, dan kardiovaskular.
Baca Juga: Harga Gula Pasir di pasar tradisional Pa’baeng-Baeng Makassar mengalami kenaikan
Tanda Tubuh Overdosis Gula
Melansir laman Healthline, kadar gula darah normal saat puasa berkisar antara 72-99 mg/dL, sedangkan kadar gula darah normal setelah makan tidak lebih dari 140 mg/dL. Tubuh akan memberikan beberapa tanda apabila gula darah dalam tubuh diatas batas normal. Berikut tanda tubuh overdosis gula yang patut diwaspadai.
1. Mudah lelah
Sering merasa lelah adalah salah satu tanda gula darah dalam tubuh tidak terkontrol. Gula merupakan salah satu sumber energi bagi tubuh.
Namun, kadar gula yang tinggi dalam darah bisa mengganggu kemampuan tubuh dalam mengolah gula menjadi energi. Akibatnya, tubuh akan lemas dan cepat lelah.
2. Penglihatan buram dan sering pusing
Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan pembengkakan lensa di mata akibat cairan bocor. Pembengkakan lensa tersebut diklaim dapat mengubah bentuk lensa sehingga penglihatan buram dan sulit fokus.
Selain itu, penderita kadar gula darah tinggi juga akan sering mengalami sakit kepala.
3. Sering haus dan buang air kecil
Tanda tubuh overdosis gula selanjutnya adalah sering merasa harus dan buang air kecil. Sebab, penumpukan gula dalam darah juga dapat membuat ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring dan menyerap kelebihan gula.
Ketika ginjal tidak bisa mengimbanginya, kelebihan gula akan dikeluarkan melalui urine, sehingga buang air kecil bisa menjadi lebih sering dan cairan yang keluar lewat urine juga lebih banyak. Hilangnya banyak cairan lewat urine inilah yang menimbulkan rasa haus meski telah banyak minum.
4. Mudah lapar
Tanda tubuh overdosis gula selanjutnya adalah selalu merasa lapar. Pada penderita diabetes, gula yang diserap dari makanan tidak masuk ke dalam sel sehingga tubuh tidak mendapatkan energi yang cukup.
Hal inilah yang membuat tubuh terus merasa lapar dan nafsu makan meningkat.
5. Perubahan warna kulit
Perubahan warna kulit juga menjadi tanda tubuh kelebihan gula. Biasanya kulit akan berubah menjadi lebih gelap, seperti pada lipatan leher.
Perubahan warna kulit menjadi tanda resistensi insulin dalam tubuh. Kondisi ini diketahui terjadi akibat resistensi hormon insulin, yang umum terjadi pada penderita diabetes tipe 2.
Baca Juga: Harga Gula Pasir Dan Minyak Kita Merangkak Naik
6. Sering kesemutan
Gula darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan saraf atau neuropati diabetik. Neuropati diabetik tersebut menimbulkan gejala berupa sensasi kesemutan atau bahkan mati rasa di kaki dan tangan.
Dalam beberapa kasus, penderita kadar gula tinggi juga sering mengalami nyeri kaki dan tangan, terutama pada malam hari.
7. Gusi sering berdarah
Penyakit gusi adalah salah satu bagian dari komplikasi diabetes yang membuat diabetes lebih sulit dikendalikan. Sebab, respons tubuh terhadap infeksi adalah melepaskan lebih banyak glukosa ke dalam aliran darah.
Saat kadar gula tinggi, kandungan glukosa dalam air liur juga turut meningkat. Semakin banyak kandungan glukosa, semakin banyak pula bakteri yang bergabung dengan makanan di mulut untuk membentuk plak dan menyebabkan penyakit gusi.
Jika tidak diatasi, penyakit ini dapat berkembang menjadi periodontitis. Penyakit ini dapat menyebabkan gusi terlepas dari gigi, munculnya nanah atau bisul, atau bahkan gigi tanggal.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV