Kebanyakan Makan Santan di Momen Lebaran, Benarkah Bisa Pengaruhi Kolesterol dan Trigliserida?
Kesehatan | 10 April 2024, 08:30 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Dalam merayakan Lebaran 2024, memasak opor ayam, rendang, dan menu masakan berkuah dengan santan biasanya selalu dibuat di setiap rumah. Alhasil banyak yang mengira kolesterol atau trigliserda langsung naik karena saat bertamu ke setiap rumah saudara, selalu makan makanan bersantan.
Santan adalah salah satu bahan masakan yang dapat menjadikan hidangan lebih lezat dan empuk atau mudah dikunyah. Namun, sebagian orang mungkin memilih menghindari santan karena dianggap punya kandungan kolesterol yang tinggi.
Faktanya, santan sama sekali tidak mengandung kolesterol maupun jenis lipid lain yaitu trigliserida.
Meski begitu, mengonsumsi makanan bersantan berlebihan dan yang dipanaskan berulang bisa memberi efek samping pada tubuh.
Melansir Healthifyme, santan berasal dari buah kelapa sehingga dipastikan tidak mengandung kolesterol sama sekali.
Baca Juga: Hasil Sidang Isbat: Pemerintah Tetapkan Idulfitri 1 Syawal 1445 H Jatuh Hari Rabu, 10 April 2024
Menurut penelitian yang diterbutkan European Journal of Nutrition, santan kelapa yang dikonsumsi dalam jumlah wajar dan dengan penyajian yang tepat tidak memengaruhi kadar kolesterol, trigliserida, serta risiko kardiometabolik lainnya.
Jika individu mengeluhkan adanya peningkatan kadar kolesterol setelah mengonsumsi makanan bersantan, itu sejatinya tidak murni disebabkan karena santan kelapa.
Kenaikan kadar kolesterol terjadi akibat lauk yang dimasak bersama santan, seperti:
- Jeroan (hati, ampela, paru, jantung, limpa)
- Telur terutama bagian kuningnya
- Daging olahan
- Kulit ayam
- Udang
- Ikan sarden.
Selain itu, kenaikan kolesterol juga terjadi apabila Anda mengonsumsi santan atau makanan bersantan dalam jumlah besar. Pasalnya, santan mengandung lemak jenuh yang akhirnya memicu lonjakan kolesterol.
Konsumsi lemak jenuh berlebihan atau di atas 10 persen dari energi total berisiko meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan, termasuk diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.
Mengonsumsi makanan bersantan yang dipanaskan berulang juga bisa menimbulkan potensi masalah kesehatan.
Hal itu karena kandungan lemak pada santan berubah menjadi lemak trans. Lemak trans dianggap sebagai jenis lemak yang paling bisa memicu dampak negatif bagi tubuh karena memicu kenaikan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kolesterol baik (HDL).
Baca Juga: Presiden Jokowi Ajak Sejumlah Anak Yatim Beli Baju Lebaran di Jakarta
Konsumsi santan berlebihan juga memicu masalah, seperti:
- Mengakibatkan kenaikan berat badan karena santan tinggi lemak jenuh
- Risiko gangguan pencernaan, seperti kembung, sembelit, dan diare karena santan cenderung sulit dicerna oleh lambung
- Memicu reaksi alergi, misalnya ruam kulit, kesulitan bernapas, wajah bengkak.
Setelah menyimak penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sebaiknya kita menghindari konsumsi santan secara berlebihan dan tidak menyantap makanan yang dipanaskan berulang.
Konsultasikan ke dokter apabila Anda mengalami gangguan kesehatan setelah mengonsumsi makanan bersantan untuk mendapat diagnosis dan perawatan yang tepat.
Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV