Lebih Baik Ngemil Takjil Dulu atau Bolehkah Langsung Makan Berat saat Berbuka Puasa?
Kesehatan | 20 Maret 2024, 16:30 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ahli gizi dr. Luciana Sutanto MS, Sp.GK menganjurkan untuk mengawali berbuka puasa dengan makanan porsi kecil dan memiliki rasa manis atau takjil dahulu guna mengaktifkan saluran pencernaan serta mengembalikan kadar gula darah setelah berpuasa.
"Makan porsi kecil dan manis saat berbuka puasa untuk mengaktifkan saluran cerna dan mengembalikan kadar gula darah yang turun setelah 12 jam berpuasa," kata Luciana, lulusan spesialis gizi klinik Universitas Indonesia dalam pesan singkat mengutip Antara beberapa waktu lalu.
Luciana menerangkan, setelah mengonsumsi makanan porsi kecil saat berbuka puasa, seseorang bisa melanjutkan dengan makanan utama lengkap gizi setelah menunaikan ibadah salat Magrib.
Baca Juga: Perahu Mati Mesin, 5 Penumpang Selamat
Makan malam selingan bisa dilakukan usai salat tarawih, dan kembali mengonsumsi menu utama lengkap gizi saat sahur.
Bagi individu yang memiliki riwayat penyakit seperti refluks gastroesofagus atau GERD disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan pedas dan asam berlebihan saat berbuka puasa maupun sahur.
"Hindari makanan yang dapat memperparah kondisi GERD saat sahur dan berbuka puasa seperti makanan yang terlalu pedas dan terlalu asam," ujar Luciana.
Sementara untuk penderita diabetes, Luciana menyarankan untuk melakukan konsultasi kepada ahli medis sebelum melakukan puasa.
"Untuk kondisi diabetes, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter apakah kondisi diabetesnya masih memungkinkan untuk berpuasa," ucap Luciana.
Baca Juga: Soal Lonjakan Bansos Jelang Pemilu, Mensos Risma: Uangnya Bukan Lewat Kami
Dokter spesialis penyakit dalam dari RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Martha Rosana, Sp.PD mengatakan penderita diabetes memiliki risiko komplikasi apabila asupan makanan dan cairannya berubah.
Penderita diabetes bisa menghadapi risiko komplikasi berupa hipoglikemia (gula darah rendah), hiperglikemia (gula darah terlalu tinggi), dehidrasi, dan ketoasis diabetikum (komplikasi akut).
Konsultasi dengan dokter sebelum puasa dibutuhkan agar penderita diabetes memperoleh informasi mengenai evaluasi penggunaan obat-obatan, pemantauan kondisi kesehatan, hingga penilaian risiko komplikasi.
Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV