Stasiun Tugu Yogyakarta Direnovasi, Ada Penyesuaian Akses Penumpang
Travel | 12 Februari 2024, 14:43 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV - PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengumumkan, Stasiun Yogyakarta atau yang biasa disebut Stasiun Tugu, akan mulai direnovasi pada 15 Februari 2024. Hal itu akan menyebabkan adanya penyesuaian akses penumpang.
"Stasiun Yogyakarta lagi bersolek nih, guys! Dalam masa renovasi dan beautifikasi di stasiunnya, ada penyesuaian akses penumpang yang wajib kalian perhatikan, mulai 15 Februari 2024," kata KAI lewat akun Instagram resminya, Senin (12/2/2024).
Berikut penyesuaian akses penumpang di Stasiun Yogyakarta akibat renovasi:
1. Penyesuaian akses pintu timur Stasiun Yogyakarta mulai 15 Februari 2024.
"Akses pintu timur ini lokasinya di Jalan Pangeran Mangkubumi, bangunan heritage yang biasa kalian jadikan spot foto mandatory, kalau kalian ke Jogja itu tuh!," kata KAI.
Mulai 15 Februari 2024, area drop zone-nya hanya dapat digunakan untuk kendaraan kecil, seperti sepeda motor dan mobil kecil.
Area boarding-nya juga sementara dipindahkan ke area samping di pintu keluar darurat.
Baca Juga: Perubahan Jadwal Kereta Bandara Yogyakarta dan Medan Mulai Februari 2024
2. Penumpang diimbau untuk masuk stasiun melalui pintu selatan.
Selama proses renovasi dan beautifikasi, penumpang diimbau masuk melalui pintu selatan Stasiun Yogyakarta. Akses masuk ini juga digunakan untuk drop zone kendaraan besar, seperti bus.
"Pintu selatan ini terletak di Jalan Pasar Kembang. Itu loh, yang ada monumen lokomotifnya, guys!" ujar KAI.
3. Estimasi waktu renovasi dan beautifikasi.
Proses pengerjaan renovasi dan beautifikasi Stasiun Yogyakarta diperkirakan selesai pada Juni 2024.
KAI berharap setelah prosesnya selesai, Stasiun Yogyakarta bisa semakin meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Baca Juga: 3,1 Juta Orang Naik MRT Jakarta pada Januari 2024, Kini Ada Feeder Blok M-PIK 2 dan akan Ditambah
Profil Stasiun Tugu Yogyakarta
Stasiun Tugu Yogyakarta bukanlah stasiun pertama di wilayah itu. Adalah Stasiun Lempuyangan yang pertama kali dibangun Belanda dan diresmikan pada Maret 1882.
Peresmian stasiun itu sekaligus menandakan masuknya kereta api pertama kali ke kota Yogyakarta.
Dikutip dari laman resmi Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, perusahaan kereta Belanda, Staats Spoorwegen, kemudian membangun stasiun di sebelah barat Stasiun Lempuyangan.
Stasiun itu kemudian menjadi Stasiun Tugu yang dibangun oleh SS dan mulai dibuka pada 12 Mei 1887.
Tujuan awal dibangunnya Stasiun Tugu adalah untuk kebutuhan pengangkutan hasil bumi dari daerah Jawa Tengah dan sekitarnya yang menghubungkan Yogyakarta - Solo - Semarang.
Pada awalnya, Stasiun Tugu difungsikan sebagai rute persinggahan pengangkutan barang. Kemudian, pada 1905, Stasiun Tugu mulai melayani kereta penumpang.
Pada masa penjajahan kolonial Belanda, stasiun tersebut digunakan oleh para pembesar Belanda sebagai perantara persinggahan dari perjalanan kereta api ke perjalanan darat.
Baca Juga: Waspada Penipuan File APK dengan Modus "Undangan Pemilu" dan "PPS Pemilu 2024"
Sedangkan pada masa perjuangan kemerdekaan dan perang melawan penjajah, Stasiun Tugu memiliki peran sebagai tempat pemberangkatan dan kedatangan pasukan pejuang kemerdekaan.
"Stasiun ini juga menyimpan memori tentang momentum perpindahan Ibu Kota Republik Indonesia ke Kota Yogyakarta dan peristiwa Yogya Kembali," tulis Dinas Kebudayaan Yogyakarta.
Stasiun Tugu dibangun dengan model arsitektur klasik. Pada 1925, stasiun itu mengalami renovasi pada bagian pintu masuk utama atau entrance hall yaitu penambahan tiang persegi berjumlah 8 buah di bagian tengah bangunan.
Kemudian pada 1927, hall stasiun diperluas dan fasad direnovasi menjadi bergaya art deco dengan bentuk-bentuk geometris dan garis-garis lurus yang memberikan kesan modern dan mewah.
Baca Juga: Bapanas Sebut Kelangkaan Beras Premium di Ritel Modern Bukan karena Program Bantuan Pangan
Hingga kini, Stasiun Tugu dari sisi fungsionalnya merupakan stasiun utama di Kota Yogyakarta yang menghubungkannya dengan berbagai kota lainnya.
Terbukti jaringan rel berkembang dari stasiun Tugu ke arah selatan ke wilayah Bantul, Palbapang, dan Sewu Galur.
Lalu ke arah tenggara yaitu Pabrik Gula Kedatoon Pleret melalui sentra kerajinan logam perak Kotagede.
Stasiun Tugu saat ini sudah menjadi stasiun besar dengan enam jalur kereta yang melayani kereta kelas bisnis dan eksekutif menuju berbagai kota tujuan di Pulau Jawa. Namun jalur ke kota Semarang via Magelang justru sudah tidak beroperasi.
Penulis : Dina Karina Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : KOMPAS TV