Daun Kratom, "New Ganja" yang Disebut 13 Kali Lebih Berbahaya dari Morfin, Bagaimana Regulasinya?
Kesehatan | 5 Februari 2024, 16:56 WIBDosen Universitas Santo Borromeus, Yovita Mercya, M.Si menjelaskan bahwa daun kratom merupakan tanaman asli dari Asia Tenggara yang tumbuh di Kalimantan, Indonesia.
"Daun kratom ini adalah tanaman endemik, tanaman liar yang ada di hutan, tumbuh dekat dengan air, bahkan bisa bertahan dalam air," ujar Yovita seperti mengutip dalam program Tribun Health, Senin (5/2/2024).
Apoteker ini pun mengatakan bahwa pada zaman dahulu, daun kratom ini digunakan oleh masyarakat setempat untuk pengobatan batuk, diare, dan insomnia.
Di dalam penelitian, Yovita pun menyebutkan jika dalam daun kratom ini memiliki senyawa aktif bernama mitragynine yang dimiliki oleh tanaman efek farmakologi dalam tubuh manusia.
"Efek dari kandungan mitragynine ini sama seperti zat psikoaktif menjadi bikin tidur, mengantuk, nafsu makan meningkat," ujarnya.
Ketika seseorang menggunakan daun kratom, Yovita mengatakan prosesnya akan bekerja pada reseptor opioid yang berefek seperti menggunakan narkotika.
Di Indonesia daun kratom dilarang dijual dalam bentuk herbal dan tradisional.
Baca Juga: Hasil Studi: Makan Malam di Atas Jam 9 Picu Terkena Stroke
Namun di beberapa e-commerce daun kratom pun sempat dijual yang bisa diseduh seperti teh.
"Efek yang ditimbulkan dalam dosis kecil bersifat stimulan memberikan efek menenangkan dan nafsu makan, tetapi kalau dikonsumsi dalam jumlah besar maka itu membahayakan, bahkan jika digabungkan dengan obat lain bisa berdampak pada kematian," tuturnya.
Penggunaan daun kratom dalam dosis besar juga bisa menyebabkan halusinasi, depresi, dan adiksi.
Oleh karena itu Yovita pun berharap kepada generasi muda yang penasaran akan daun kratom ini sebaiknya tidak coba-coba untuk menggunakannya karena memiliki kandungan adiksi.
Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV