> >

10 Tanda Kekurangan Protein yang Perlu Diketahui, Apakah Anda Memilikinya?

Kesehatan | 24 Januari 2024, 08:05 WIB
Ilustrasi. Biji labu adalah sumber protein nabati dan nutrisi lain yang baik yang dapat bertindak sebagai antioksidan untuk membantu melindungi dari penyakit tertentu. (Sumber: pixabay.com)

Protein berperan penting dalam proses penyembuhan luka. Kekurangan protein dapat menyebabkan luka sulit sembuh dan rentan mengalami infeksi.

7. Gangguan mood dan penurunan fungsi otak

Kekurangan protein dapat menyebabkan gangguan mood, seperti perasaan cemas, depresi, dan mudah marah. Hal ini karena otak manusia memerlukan bahan kimia yang disebut neurotransmiter untuk menyampaikan informasi antarsel.

Banyak dari neurotransmiter itu terbuat dari asam amino yang merupakan bahan penyusun protein. Kekurangan protein dapat membuat tubuh tidak memiliki cukup asam amino untuk membentuk neurotransmiter. 

Kondisi ini pun dapat mengubah cara kerja otak Anda. Dengan tingkat dopamin dan serotonin yang rendah, Anda mungkin akan merasa tertekan atau terlalu agresif.

8. Selalu lapar

Selalu lapar adalah salah satu tanda tubuh kurang protein. Hal ini juga dapat berakibat pada peningkatan kadar kolesterol dalam darah.

Efek buruk ini terjadi karena didorong oleh nafsu makan makanan berlemak dan tinggi gula. Selain itu, adanya peningkatan peradangan dan ketidakseimbangan hormon.

Studi pada 2014 yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrition and Metabolism menunjukkan, protein adalah makronutrien yang paling mengenyangkan.

Artinya, protein membuat Anda merasa kenyang lebih lama dan membantu mengurangi rasa lapar.

9. Edema

Edema adalah kondisi pembengkakan akibat penumpukan cairan pada jaringan tubuh. Edema bisa menjadi gejala kekurangan protein yang parah (kwashiorkor).

Edema salah satunya bisa terjadi karena jumlah albumin serum dalam tubuh rendah atau sedikit. Albumin merupakan protein paling melimpah di bagian cairan darah atau plasma darah.

Salah satu fungsi utama albumin adalah untuk mempertahankan tekanan onkotik, yakni kekuatan yang menarik cairan ke dalam sirkulasi darah.

Dengan cara ini, albumin mencegah jumlah cairan yang berlebihan menumpuk di jaringan atau kompartemen tubuh lainnya.

Karena kadar albumin serum manusia berkurang, defisiensi protein yang parah bisa menyebabkan tekanan onkotik yang lebih rendah. Akibatnya, cairan menumpuk di jaringan sehingga menyebabkan pembengkakan.

Untuk alasan yang sama, kekurangan protein dapat menyebabkan penumpukan cairan di dalam rongga perut. Perut tampak buncit adalah ciri khas dari kwashiorkor.

Baca Juga: Padi Anti Stunting Tanpa Pestisida Diyakini Kaya Protein

10. Perlemakan hati

Gejala umum kekurangan protein selainjutnya adalah perlemakan hati (fatty liver) atau penumpukan lemak di sel hati.

Jika tidak diobati, perlemakan hati dapat berkembang menjadi penyakit perlemakan hati, menyebabkan peradangan, jaringan parut hati, dan memicu terjadinya gagal hati.

Perlemakan hati adalah kondisi umum pada orang gemuk, serta mereka yang banyak mengonsumsi alkohol. Alasan hal itu terjadi dalam kasus kekurangan protein, tidak jelas. 

Tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa gangguan sintesis protein pengangkut lemak yang dikenal sebagai lipoprotein, dapat berkontribusi pada kondisi tersebut.

 

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU