> >

Hati-Hati Kaum Rebahan, Ini 7 Dampak Buruk Terlalu Banyak Rebahan

Kesehatan | 19 Januari 2024, 04:00 WIB
Ilustrasi rebahan, berbaring, tidur (Sumber: No Revisions on Unsplash)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Rebahan merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh banyak orang, terutama saat sedang santai atau tidak ada aktivitas yang dilakukan. Bahkan bagi mereka yang suka rebahan, hal ini menjadi posisi nyaman untuk beraktivitas sembari rileks.

Sayangnya, rebahan atau biasa disebut gaya hidup sedentari dapat menimbulkan beberapa efek buruk bagi otak hingga pankreas. Dikutip dari laman Healthline, berikut dampak buruk terlalu banyak rebahan.

1. Obesitas

Baca Juga: Viral! Aksi Ugal-ugalan Pengendara yang Rebahan di Motor, Polisi Langsung Kenakan Tilang Elektronik

Ketika tubuh tidak bergerak, maka kalori yang dikonsumsi akan lebih banyak daripada kalori yang dibakar. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan lemak di tubuh dan meningkatkan risiko obesitas.

2. Diabetes tipe 2

Obesitas merupakan salah satu faktor risiko utama diabetes tipe 2. Selain itu, terlalu banyak rebahan juga dapat meningkatkan kadar gula darah dan insulin, yang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

3. Penyakit jantung dan stroke

Kurang bergerak dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL). Hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, seperti stroke dan serangan jantung.

Kurang bergerak dapat meningkatkan risiko peradangan di pembuluh darah. Hal ini dapat meningkatkan risiko stroke.

5. Kanker

Kurang bergerak dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara, kanker usus besar, dan kanker prostat.

6. Depresi

Kurang bergerak dapat meningkatkan risiko depresi. Hal ini karena aktivitas fisik dapat membantu meningkatkan mood dan mengurangi stres.

 

7. Menurunnya kinerja neuron otak

Ketika rebahan, kondisi paru-paru terhimpit sehingga asupan oksigen ke tubuh terhambat. Sedangkan otak butuh oksigen untuk mempertahankan fokus. 

Jika asupan oksigen ke otak terganggu, maka Anda akan kehilangan konsentrasi dan kehilangan minat untuk belajar. Otak yang tidak dilatih untuk berkonsentrasi atau diasah untuk belajar dan bersosialisasi, akan otomatis menurunkan kinerja otak. 

Baca Juga: Benarkah Suka Rebahan Termasuk Gejala Gangguan Jiwa Tahap Awal? Ini Penjelasan Psikolog

Solusinya Anda harus mulai bergerak dan berolahraga, sebab aktivitas tersebut mampu meningkatkan konsentrasi dan daya ingat.

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU