4 Bahaya Konsumsi Kubis Goreng Berlebihan, Jantung Koroner hingga Kanker
Kesehatan | 14 Desember 2023, 01:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Kol goreng menjadi salah satu makanan yang digemari banyak orang Indonesia. Kol atau kubis yang digoreng kerap disajikan sebagai lauk pendamping layaknya lalapan.
Dikutip dari laman Medical News Today, kol kaya akan vitamin C yang berperan dalam pembentukan kolagen. Kolagen dapat mempertahankan dan menjaga struktur tulang, otot, kulit, dan pembuluh darah.
Selain itu, vitamin C berfungsi melindungi tubuh dari banyak penyakit kronis akibat radikal bebas, termasuk kanker. Kol juga mengandung sulforaphane yakni senyawa yang dapat melawan kanker.
Baca Juga: Pengobatan Medis Paling Aneh dalam Sejarah Manusia: dari Kentut dan Mumi hingga Suntikan Jus Kubis
Dalam jurnal berjudul "Epigenetic Regulation by Sulforaphane: Opportunities for Breast and Prostate Cancer Chemoprevention (2015)", sulforaphane memiliki kekuatan untuk menghambat enzim berbahaya, histone deacetylase (HDAC). HDAC terlibat dalam perkembangan sel kanker dalam tubuh, terutama melanoma, esofagus, prostat, dan pankreas.
Sayangnya, proses pemasakan kol yang kurang tepat seperti digoreng justru dapat memicu kanker. Meski terasa lezat, kubis goreng berbahaya bagi kesehatan.
Melansir laman akg.fkm.ui.ac, berikut bahaya kol goreng bagi kesehatan.
1. Hilangnya Kandungan Gizi
Proses menggoreng bisa meningkatkan kalori secara signifikan. Selain itu, kol yang digoreng akan kehilangan sebagian besar nutrisinya.
Vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E, dan K akan larut dalam minyak dan vitamin C akan hilang. Berkurangnya kandungan nutrisi pada kol yang digoreng memang tidak membahayakan kesehatan secara langsung.
Namun, manfaat dari kol jadi tidak bisa dirasakan secara maksimal.
2. Jantung Koroner
Proses penggorengan menggunakan minyak panas secara otomatis meningkatkan kandungan lemak dan kolesterol jahat dalam kol goreng. Minyak yang digunakan, terutama minyak goreng yang dipakai berulang kali, akan menyerap ke dalam kol dan menjadi "bom waktu" bagi kesehatan tubuh.
Lemak jenuh dan kolesterol jahat ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan obesitas. Menurut penelitian, setiap 1 gram lemak jenuh dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner sebesar 2 persen.
Sedangkan, setiap 1 gram kolesterol jahat dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner sebesar 1 persen.
3. Kanker
Pada suhu tinggi saat penggorengan, kol berpotensi menghasilkan zat Akrilik. Zat ini bersifat karsinogenik, artinya dapat memicu pertumbuhan sel kanker.
Semakin lama dan semakin tinggi suhu penggorengan, semakin banyak Akrilik yang terbentuk. Menurut penelitian, konsumsi zat Akrilik dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru, pankreas, dan kandung kemih.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV