Dilarang WHO, Ini 5 Bahaya Asbes Bagi Kesehatan, Awas Jangan Dianggap Sepele!
Kesehatan | 23 November 2023, 11:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Asbes adalah bahan bangunan yang kerap digunakan sebagai atap rumah. Atap asbes dianggap lebih mudah dipasang, selain itu juga relatif murah.
Asbes dianggap kuat dan tahan terhadap panas, listrik, korosi, api, hingga bahan kimia. Namun rupanya penggunaan asbes sebagai atap bangunan, terutama rumah sudah dilarang oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO.
Melansir laman National Institutes of Health, asbes dianggap berbahaya karena memiliki serat yang sangat kecil dan tipis, sehingga tak bisa dilihat oleh mata telanjang. Ketika asbes rusak, serat mikroskopis ini akan berterbangan di udara dan bisa bertahan hingga berhari-hari.
Baca Juga: 7 Tahun Tinggal Beratap Asbes Dan Dinding Terpal
Serat asbes dapat terhirup oleh manusia dan asuk ke saluran pernapasan hingga ke dalam paru-paru. Serat asbes yang menempel di jaringan paru-paru inilah yang dapat menyebabkan penyakit berbahaya.
Memang tidak semua orang yang terpapar asbes akan mengalami penyakit berbahaya. Namun, paparan asbes tetap meningkatkan risiko terhadap penyakit-penyakit seperti asbestosis, mesothelioma, hingga kanker paru.
Dikutip dari laman Health and Safety Executive, berikut beberapa penyakit berbahaya yang disebabkan oleh paparan asbes.
1. Kanker Paru-paru
Debu asbes juga merupakan salah satu penyebab terjadinya kanker paru-paru. Apabila debu asbes terhirup oleh tubuh, maka dalam jangka waktu yang panjang debu-debu tersebut akan mengalami pengendapan di bagian paru-paru.
Dalam kasus ini, debu akan mengendap di bagian bronkiolus atau dinding saluran pernapasan yang nantinya pada stadium lanjut dapat menyebar ke organ tubuh yang lain.
2. Mesothelioma
Akibat paparan dengan intensitas tinggi dan dalam jangka waktu yang cukup lama, debu asbes bisa bermanifestasi untuk menimbulkan mesothelioma, yaitu sejenis kanker yang menyerang bagian mesothelium. Bagian tersebut merupakan lapisan pelindung yang mengelilingi bagian perut, paru-paru, dada, dan organ internal tubuh lainnya.
Debu asbes dapat merusak DNA dari mesothelium tersebut, sehingga kondisi tersebut akan mengganggu pertumbuhan sel.
3. Asbestosis
Penyakit ini merupakan suatu penyakit yang terjadi akibat timbulnya jaringan parut di bagian paru-paru. Kondisi tersebut menyebabkan gangguan pernafasan seperti sesak nafas, serta terganggunya oksigen saat masuk ke dalam darah.
Seseorang yang didiagnosis memiliki asbestosis dapat mengalami beberapa gejala seperti :
- Sesak nafas
- Batuk terus menerus
- Sesak dan timbul rasa sakit pada bagian dada
- Hilangnya nafsu makan
- Timbulnya suara pada bagian paru-paru saat bernafas.
4. Plak Pleura
Dampak berbahaya lain dari paparan asbes adalah timbulnya bercak pada lapisan paru-paru. Saat seseorang terpapar oleh debu asbes, maka akan menyebabkan timbulnya peradangan pada paru-paru.
Kondisi tersebut pada akhirnya akan mengarah pada timbulnya plak pleura. Paparan asbes yang terjadi secara terus menerus akan membuat plak pleura menjadi terus berkembang dan kondisi tersebut dapat menyebabkan kapasitas paru-paru menjadi berkurang.
Berikut beberapa gejala yang mungkin dialami oleh penderita penyakit ini antara lain adalah :
- Sesak Nafas
- Dada sesak nafas
- Gangguan fungsi paru-paru
Baca Juga: Tangki Genset Meledak, 5 Karyawan Pabrik Asbes Menderita Luka Parah
5. Efusi Pleura
Efusi pleura merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh akumulasi cairan pada rongga pleural yang terjadi secara abnormal atau berlebihan. Kondisi ini merupakan salah satu komplikasi dari penyakit mesothelioma.
Rongga pleura merupakan bagian yang terletak diantara selaput yang melapisi paru-paru. Penyakit ini bisa menyebabkan terhambatnya fungsi paru-paru, sehingga pasien akan mengalami kesulitan dalam bernafas.
Dalam kebanyakan kasus, efusi pleura tidak menunjukkan gejala apapun. Namun, gejala yang sering muncul dari penyakit ini seperti:
- Sesak nafas
- Timbulnya rasa nyeri pada bagian dada, terutama di bagian dinding dada (diatas terjadinya peradangan).
- Batuk
- Cegukan
- Demam
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV