> >

Apa Itu Rabies? Virus yang Bikin Bocah 5 Tahun di Bali Tewas Usai Digigit Anjing Perliharaannya

Kesehatan | 17 Juni 2023, 10:35 WIB
Ilustrasi anjing rabies. Apa itu Rabies? (Sumber: freepik.com)

BALI, KOMPAS.TV - KRA, bocah usia 5 tahun asal Buleleng Bali meninggal dunia usai digigit anjing peliharaannya yang diduga sudah terinfeksi rabies pada Kamis (15/6/2023).

Kerabat almarhum yang bernama Jero Made Santika (43) menyampaikan bahwa KRA mengalami rabies akibat gigitan anjing sekitar satu bulan yang lalu pada bagian lengan kiri.

Sang bocah diceritakan sedang bermain sendirian di halaman rumahnya. Namun secara tiba-tiba anjing peliharaannya datang dan menggigit lengan kirinya.

Dianggap hanya berupa goresan kecil, orang tua KRA hanya membersihkan lukanya dan tidak langsung dibawa ke rumah sakit.

Keadaan KRA usai digigit anjing masih baik-baik saja, namun pada Sabtu (10/6) pekan lalu, bocah tersebut mulai mengalami gejala rabies, seperti tidak bisa minum air, nyeri menelan, gelisah, dan takut pada angin.

Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Buleleng, Sucipto mengatakan, KRA baru dibawa ke RSUD Tangguwisia kemudian dirujuk ke RSUD Buleleng, pada Minggu (11/6).

"Pasien memiliki riwayat digigit anjing kecil peliharaannya sendiri sekitar sebulan yang lalu pada lengan kiri dan menyebabkan luka gores. Saat itu lukanya hanya dicuci dengan sabun dan air," kata Sucipto, Selasa (13/6), dikutip dari Tribun Bali.

Pihaknya pun menyayangkan berulangnya kejadian warga meninggal akibat rabies. Padahal ia mengatakan, pemerintah sudah memberikan imbauan serta informasi masif agar masyarakat memahami dan terhindar rabies.

Baca Juga: Jadi KLB, Kasus Rabies di Sikka NTT Meluas Hingga 12 Kecamatan!

"Diskes dengan jajaran kesehatan hingga di tingkat Puskesmas sudah menyiapkan vaksinasi di seluruh rabies center. Namun masyarakat masih mengabaikan bahaya rabies itu, ini terlalu meremehkan gigitan anjing sehingga seperti kasus ini," ujarnya.

Sucipto mengimbau masyarakat yang tergigit anjing agar segera dibawa ke rumah sakit atau melapor ke tempat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan perawatan dan vaksin anti rabies. 

Apa Itu Rabies?

Melansir laman Kementerian Kesehatan, Sabtu (17/6), rabies adalah salah satu penyakit zoonosis, yang menular dari hewan ke manusia. 

Hewan utama penyebab penyebaran rabies adalah anjing, kelelawar, kucing dan kera. Di Indonesia rabies atau yang dikenal dengan “penyakit anjing gila”.

Rabies adalah penyakit menular akut, menyerang susunan saraf pusat yang disebabkan oleh Lyssavirus. Virus ini menular melalui air liur, gigitan atau cakaran dan jilatan pada kulit yang luka oleh hewan yang terinfeksi rabies.

Gejala masa inkubasi virus rabies berkisar antara 4 - 12 minggu. Setelah virus rabies masuk ke dalam tubuh manusia, selama sekitar 2 minggu virus akan tetap tinggal di tempat masuk dan atau didekat tempat gigitan.

Selanjutnya virus akan bergerak mencapai ujung-ujung serabut saraf posterior tanpa menunjukkan perubahan fungsinya. Sepanjang perjalanan ke otak, virus rabies akan membelah diri.

Selanjutnya sampai diotak dengan jumlah virus maksimal, kemudian menyebar luas ke semua bagian neuron. Virus ini akan masuk ke sel-sel limbik, hipotalamus, dan batang otak.

Baca Juga: Anjing Rabies Sebabkan 8 Orang Meninggal Dunia, Pemkab Sintang Tetapkan KLB!

Setelah memperbanyak diri pada neuron-neuron sentral, maka virus rabies akan bergerak keseluruh organ dan jaringan tubuh untuk berkembang biak seperti adrenal, ginjal, paru-paru, hati dan selanjutnya akan menyerang jaringan tubuh lainnya.

Gejala Rabies pada Manusia

Setelah masa inkubasi, orang yang tertular virus rabies akan mengalami gejala-gejala yang berkembang secara bertahap dimulai dengan gejala awal yang mirip flu lalu berkembang menjadi gangguan neurologis yang parah.

Berikut gejala rabies pada manusia:

  • Gejala mirip flu
  • Demam otot melemah
  • Kesemutan atau merasa terbakar di area gigitan
  • Sakit atau nyeri kepala
  • Demam
  • Mual dan muntah
  • Merasa gelisah
  • Bingung atau terancam tanpa ada penyebab
  • Hiperaktif
  • Halusinasi
  • Insomnia
  • Gangguan tidur
  • Kesulitan menelan ketika makan atau minum
  • Produksi air liur berlebih.

Meski bisa berakibat fatal, pasien tetap berpeluang sembuh asal segera diobati setelah terpapar virus rabies.

Gejala Rabies Pada Hewan

Sumber penular utama dari penyakit rabies adalah anjing, disamping itu dapat juga ditularkan oleh kucing dan kera.

Baca Juga: 8 Orang Meninggal Akibat Digigit Anjing Rabies, Pemerintah Kabupaten Sintang Tetapkan KLB!

Di luar negeri, disamping ke 3 hewan diatas, dapat juga ditularkan melalui gigitan binatang seperti serigala, kelelawar, skunk, dan racoon.

Gejala dan tanda rabies pada hewan ada dua tipe yaitu, tipe ganas terdiri dari stadium prodromal, eksitasi dan paralise dan tipe jinak.

Berikut gejala rabies pada hewan:

1. Tipe ganas

Stadium prodromal (2 – 3 hari), gejala : malaise, tidak mau makan, agak jinak, demam sub febris, refleks kornea menurun

Stadium eksitasi (3 – 7 hari), gejala: reaktif dengan menyerang, dan menggigit benda bergerak, pica (memakan berbagai benda termasuk tinjanya sendiri), lupa pulang, strabismus, ejakulasi spontan

Stadium paralisis, gejala : ekor jatuh, mandibula jatuh, lidah keluar, saliva (ludah) berhamburan, kaki belakang terseret.

2. Tipe Jinak (dumb)

Umumnya stadium ini muncul setelah stadium paralisis, anjing ini terlihat diam, berpenampilan tenang namun akan ganas kalau didekati.

 

 

Penulis : Dian Nita Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV, kemkes.go.id, Tribun Bali


TERBARU