Tips untuk Orang Tua: Mengelola Pengalaman Pertama Berpuasa Anak-Anak Kita
Kesehatan | 26 Maret 2023, 06:10 WIBDUBAI, KOMPAS.TV - Sejak matahari terbit hari Kamis, bulan suci Ramadan dimulai, diisi dengan berpuasa dan beribadah, berpuasa di siang hari, berbuka puasa bersama keluarga dan teman pada malam hari, dan juga menghubungkan diri dengan sisi spiritual kita.
Ini juga merupakan waktu ketika anak-anak mengamati dan tertarik ingin bergabung dalam perayaan sepanjang bulan suci Ramadan, termasuk berpuasa. Orang tua kemudian menghadapi pemikiran yang sulit, apakah anak-anak mereka siap untuk berpuasa? Jika jawabannya ya, bagaimana bisa memastikan pengalaman yang santai dan menyenangkan?
Hal pertama yang perlu diingat adalah agar anak-anak jangan mulai berpuasa di usia terlalu awal. Anak-anak yang berusia di bawah 7 tahun akan menghadapi konsekuensi negatif, seperti kata para ahli kesehatan.
Dr. Samer Saade, ahli pediatrik spesialis di Medcare Medical Center berbasis di Uni Emirat Arab mengatakan, “Anak-anak dapat mulai berpuasa saat mencapai pubertas, yaitu antara 10 dan 14 tahun bagi anak perempuan dan 12 hingga 16 tahun bagi anak laki-laki. Secara keseluruhan, usia terbaik untuk mulai berpuasa adalah antara 10 dan 12 tahun.”
Hal kedua yang perlu diingat adalah efek kurangnya makanan pada suasana hati dan fungsi kognitif, terutama karena anak-anak membutuhkan lebih banyak cairan dan energi untuk memenuhi tuntutan metabolik tubuh mereka dan untuk perkembangan otak.
“Ketika berpuasa, suasana hati anak dapat bervariasi dari rasa lemas, kelelahan, fungsi kognitif yang menurun, jadwal tidur yang terganggu, rentang perhatian yang berkurang, hingga sakit kepala, nyeri perut, dan pingsan,” kata Dr. Nasreen Chidhara Pari, seorang ahli pediatrik spesialis di Life Medical Center berbasis di UAE.
Baca Juga: Sering Terjadi, Posting Foto Makanan saat Puasa Ramadan, Bagaimana Hukumnya?
Memberi Pengetahuan dan Pemahaman secara Bertahap untuk Anak-Anak.
Kunci untuk berpuasa yang sukses bagi anak-anak adalah bertahap, terutama dalam panjangnya waktu saat belajar berpuasa, menurut para ahli.
“Orang tua harus memutuskan berapa lama anak mereka akan berpuasa (jika mereka berpuasa), berdasarkan kesehatan anak mereka, frekuensi makan, kemampuan untuk menahan lapar, dan tingkat aktivitas,” kata Pari.
Dia menyarankan anak-anak yang bersekolah membawa tas makanan darurat dengan cemilan dan air untuk berbuka puasa jika mereka merasa pusing atau tidak mampu melanjutkan.
Jika seorang anak memutuskan untuk membatalkan puasa, penting bagi orang dewasa di sekitarnya untuk tetap tenang dan memberikan dukungan.
Berikan penguatan positif ketika anak membatalkan puasa, katakan itu tidak apa-apa dan baik-baik saja, serta dorong anak untuk mencoba lagi saat mereka merasa siap. "Perpanjang durasi waktu puasa dengan peningkatan kecil."
Baca Juga: Saat Astronot Muslim Lalui Bulan Ramadan di Luar Angkasa, Bagaimana Ia Jalani Puasa?
Konsep Pengasuhan yang Lembut
Saade menekankan orang tua perlu memiliki pola pikir positif, pendekatan gentle parenting atau pengasuhan yang lembut, dan tetap tenang selama proses puasa anak-anak. Hal ini akan memastikan jalan yang lebih efektif dalam berpuasa, dan juga meningkatkan rasa percaya diri anak.
Selama periode ini, makanan yang kita konsumsi menjadi sangat penting. Sakina Muntasir, seorang ahli gizi di Prime Hospital yang berbasis di Uni Emirat Arab, mengatakan makanan sahur untuk anak-anak sebaiknya mirip dengan sahur untuk orang dewasa untuk mencegah haus, lapar, dan membuat waktu berpuasa lebih nyaman.
"Gandum, telur, roti gandum utuh, dan buah-buahan semuanya merupakan pilihan yang baik," katanya, terpulang pada makanan pokok wilayah masing-masing.
Ketika datang ke berbuka puasa untuk anak-anak, mulailah dengan jus segar atau buah yang kaya air atau kurma.
"Hindari makanan yang digoreng atau berlemak saat berbuka puasa. Bagi makanan malam menjadi tiga bagian, berbuka puasa, makan malam, dan pasca makan malam, untuk memastikan anak punya kesempatan yang baik mengonsumsi nutrisi yang cukup," katanya.
Makan malam sebaiknya merupakan makanan seimbang dengan karbohidrat, protein, dan sayuran yang sehat. Setelah makan malam, beri mereka beberapa kudapan dan segelas susu sebelum tidur.
Baca Juga: Rekomendasi Empat Menu yang Cocok untuk Sahur dan Berbuka selama Puasa Ramadan
Golden Triangle
Anak-anak bisa sangat pemilih soal makanan, jadi ingatlah golden triangle nutrisi anak: protein, serat, dan lemak sehat untuk makanan yang sehat.
Mengikuti panduan ini akan memastikan berpuasa pertama yang sehat. Namun, jika sahur diabaikan atau anak tidak makan dengan baik, berikan multivitamin untuk menghindari lemas atau kekurangan, kata Saade.
Dr Shahid Gauhar, spesialis anak dan neonatolog di Prime Hospital yang berbasis di Uni Emirat Arab, mengatakan, "Jangan memaksa anak-anak untuk makan berlebihan selama sahur atau berbuka puasa. Hal ini kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan, kembung, dan ketidaknyamanan."
Jauhkan makanan manis. "Hindari makanan yang tinggi gula karena akan meningkatkan keinginan mereka, dan memberikan sedikit nutrisi tetapi banyak kalori yang tidak diperlukan," katanya.
Para ahli sepakat bahwa pengetahuan adalah kunci untuk berpuasa dengan sukses. Jelaskan makna Ramadan dan berpuasa sehingga anak-anak tidak hanya sekedar meniru orang dewasa. Beri penghargaan untuk pencapaian, baik itu lima jam atau satu hari berpuasa.
“Rayakan puasa pertama mereka bersama keluarga dan teman-teman, serta berikan penghargaan kepada mereka," kata Gauhar.
Aktivitas selama Ramadan
Bermain sangat penting untuk semua anak, bahkan yang sedang berpuasa, untuk membantu perkembangan otak mereka.
Namun, selama bulan suci ini, olahraga dan aktivitas harus dihadapi dengan berbeda, "Siapkan kegiatan yang dapat membuat mereka sibuk selama hari, tapi hindari yang membutuhkan energi tinggi," kata Gauhar.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV/Arab News