Tak Bikin Mabuk, Dua Bir Khas Indonesia Ini Banyak Dicari karena Menyehatkan
Cerita rasa | 2 Maret 2021, 12:42 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Pro kontra peraturan presiden mengani investasi minuman keras (miras) di beberapa daerah yakni Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara hingga Papua masih terus berlangsung.
Bahkan, pembahasan perpres miras ini sempat trending di Twitter dan memunculkan hashtag #PapuaTolakInvestasiMiras.
Miras sendiri merupakan minuman yang sebenarnya mudah untuk ditemui di beberapa restoran dan café yang menjualnya. Meski bagi sebagian orang, terutama yang beragama muslim banyak yang menghindari namun tak sedikit pula yang memujanya.
Baca Juga: Pakar Pembangunan Sosial UGM Minta Presiden Cabut Perpres Miras, Ini Alasannya
Namun, jangan salah. Tidak semua miras yang di Indonesia itu memabukkan. Indonesia yang mempunyai beragam budaya ini ternyata juga memiliki bir yang khas Indonesia.
Bir ini tidak mengandung alkohol karena dibuat dari rempah-rempah yang menyehatkan. Kenapa dinamai bir? Karena bir ini memiliki khasiat dan penampilan yang hampir mirip dengan bir asli.
Bir yang mengandung komposisi herbal ini berkhasiat untuk menghangatkan badan yang mampu mengusir hawa dingin yang menyelimuti tubuh.
Baca Juga: PA 212 Ancam Demo Besar-besaran Tolak Perpres Jokowi yang Legalkan Investasi Miras
Penampilan minuman lokal ini juga tampak layaknya minuman bir yang dituang ke dalam gelas tinggi.
Berwarna kuning bening, lengkap dengan buih putih yang mengambang lembut di atasnya.
Miras lokal tanpa alkohol ini mayoritas ditemukan di tanah Jawa. Hingga kini, minuman ini masih disajikan dan dijajakn oleh lapak-lapak tradisional maupun berbagai restoran dan hotel yang mengangkat kekayaan lokal nusantara.
Baca Juga: Politikus PAN Sebut Perpres Miras Menimbulkan Keresahan di Masyarakat
1. Bir Jawa
Dari namanya, sudah bisa diketahui miras lokal tanpa alkohol ini lahir di tanah Jawa. Bir Jawa bisa jadi terinspirasi dari nama Java Bier milik Belanda yang lahir tahun 1929 di Kota Surabaya.
Melansir KOMPAS.com dari Sejarahjakarta.com, Java Bier dibuat dengan bahan dasar gandum dan berkadar alkohol sekitar 7,8%.
Dulu, minuman ini diperuntukkan untuk kalangan elit, yaitu orang Belanda, Eropa, militer juga jajaran bangsawan pribumi.
Baca Juga: Ini Alasan PBNU Tolak Investasi Miras, Tak Berubah Sejak Zaman SBY
Namun, karena mayoritas kaum bangsawan pribumi beragama Islam yang menolak alkohol, maka Sri Sultan Hamengkubowono VIII menggagas lahirnya bir nusantara yang bebas alkohol.
Yaitu bir yang terbuat dari rempah-rempah seperti jahe, cengkeh, sereh, kayu manis, lada, jeruk nipis, kapulaga, kayu secang juga gula aren.
Di kalangan priyayi Jawa khususnya wilayah pemerintahan raja-raja di Jawa Tengah, minuman ini tenar dengan sebutan Bir Jawa.
Baca Juga: Kritik Pedas Rocky Gerung soal Miras: Etika Pemerintah Buruk, Cari Duit dengan Memabukan Orang
Waktu berganti, minuman ini pun masih eksis dan mulai masuk ke meja berbagai kalangan.
Karena bahan bakunya terbuat dari rempah lokal yang gampang dibudidayakan dan dicari, Bir Jawa akhirnya menjadi minuman kesayangan banyak orang, lintas generasi dan strata sosial.
Bir Jawa disebut mempunyai banyak manfaat di antaranya mengusir rasa capek, menyembuhkan masuk angin, juga menghangatkan badan.
Baca Juga: Muhammadiyah Tolak Perpres Investasi Miras: Jangan Dilihat dari Sisi Ekonomi Saja
Cara pembuatan Bir Jawa cukup mudah. Setelah semua rempah dicuci dan ditiriskan, kemudian rempah direbus di dalam kuali tanah.
Minuman kemudian disaring dan diberi jeruk nipis. Untuk mendapatkan buih udara yang mengambang di permukaan, minuman harus dikocok selama beberapa detik dulu sebelum disuguhkan.
Beberapa restoran mewah di Yogyakarta menyajikan minuman tradisional ini. Seperti di Bale Raos di Jalan Magangan Kulon Nomer 1, dan di Panembahan Gadri Resto di Jalan Rotowijayan Nomor 5 Kadipaten.
Baca Juga: Reaksi Keras Habib Rizieq Shihab Setelah Jokowi Legalkan Investasi Miras
Selain itu, minuman ini juga bisa ditemukan di angkringan dan penjaja sajian dan minuman tradisional. Seperti di sudut Pasar Kangen Yogyakarta, di depot Songgo Buwono.
2. Bir Pletok
Bir berikutnya masih berasal dari Tanah Jawa tepatnya Tanah Betawi yaitu Bir Pletok. Seperti dilansir KOMPAS.com, kelahiran Bir Pletok mempunytai latar belakang yang hampir sama dengan Bir Jawa.
Dahulu, para bangsawan Betawi yang mayoritas beragama Islam, iri dengan orang Belanda yang mempunyai sajian bir yang mempunyai khasiat untuk menghangatkan badan.
Bir Pletok pun lahir. Mempunyai khasiat yang sama namun terbuat dari rempah-rempah dari Indonesia.
Baca Juga: Sorotan: Perpres Soal Investasi Miras Menuai Pro Kontra
Campuran dari jahe, serai, kayu manis, dan kayu secang yang direbus bersamaan dengan gula aren membuat bir ini berwarna merah segar.
Manfaat Bir Pletok hampir sama dengan Bir Jawa. Mulai dari menghangatkan badan hingga mengusir kelelahan.
Nama pletok ini muncul karena bunyi dari bir ini apabila yang dikocok di dalam wadahnya akan mengeluarkan suara pletok-pletok.
Baca Juga: Presiden Jokowi Izinkan Bisnis Miras, Perajin Arak Bersyukur Lebih Sejahtera
Sama seperti Bir Jawa, Bir Pletok juga bisa didapatkan di penjaja kuliner lokal khas Betawi atau di Kampung Budaya Betawi Setu Babakan.
Ada satu hal yang membuat unik Bir Pletok ini. Minuman lokal ini tampil dalam beragam kemasan. Ada yang sudah tampil manis dalam botol, ada yang dalam bentuk sachet dan ada pula yang dalam bentuk ramuan siap rebus.
Penulis : Rizky-L-Pratama
Sumber : Kompas TV