Pilkada dan Penguatan Daerah
Opini | 10 November 2024, 06:05 WIBOleh: Ujang Komarudin, Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Jakarta
Pilkada serentak 2024 yang dilaksanakan di 545 daerah, dengan rincian 37 provinsi, 415 kabupaten, dan 93 kota, memberi harapan banyak pihak, akan pentingnya penguatan demokrasi di tingkat lokal, pembangunan daerah, dan pembangunan nasional.
Pilkada bukan hanya prosedur politik belaka, tetapi juga harus menjadi praktik politik substantif yang dilaksanakan guna mendapatkan pemimpin daerah yang berkualitas, dicintai rakyat, dan visioner.
Mencari figur kepala daerah yang ideal tidaklah mudah. Tetapi juga tidak terlalu sulit. Mencari pemimpin yang mau melayani juga gampang-gampang susah.
Mencari sosok “leader” yang bisa dan mau mengayomi masyarakat kecil juga tidak banyak. Mencari gubernur, bupati, dan wali kota yang bisa menyatu dan bisa merasakan getirnya kehidupan kaum marginal juga minim.
Pilkada pada dasarnya dilaksanakan untuk mencari pemimpin terbaik. Pemimpin daerah yang bukan hanya memiliki karakter seorang manajer. Tetapi juga memiliki kepribadian sebagai leader.
Karakter kepemimpinan yang bisa menjadi lokomotif gerbong perubahan di daerah. Pemimpin dengan tangan dinginnya, daerah yang terbelakang bisa berkembang, masyarakat yang bodoh bisa cerdas, warga yang miskin bisa sejahtera, dan yang korup bisa diatasi.
Cermati Pilkada Trenggalek
Mencermati dinamika Pilkada serentak tahun 2024 ini, Trenggalek merupakan daerah yang cukup menarik untuk menjadi perhatian banyak kalangan. Bagaimana tidak, Trenggalek bukan hanya terkenal dengan kuliner khasnya, sego gegok yang lezat dan nikmat. Namun juga menyimpan permata dan talenta muda kepemimpinan di daerah.
Pasangan bupati dan wakil bupati nomor urut 2, Mochamad Nur Arifin - Syah Muhamad Nata Negara (Ipin - Syah), muncul menjadi kandidat calon kepala daerah muda, fresh, visioner, dan memiliki daya dongkrak kuat untuk bisa memajukan Trenggalek ke depan.
Menyaksikan penyampaian visi dan misi dalam debat calon bupati dan wakil bupati Trenggalek, yang disiarkan langsung oleh KOMPAS TV, pada Rabu, 6 November yang lalu, membuat mata kita terbelalak.
Pasangan Ipin-Syah, mampu dengan lugas menjeleskan visi dan misi, juga tegas dan tuntas dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari moderator. Dan jika kita mencermati pendalaman materi yang disampaikan, paling tidak ada tiga pilar pembangunan Trenggalek, yang sudah disiapkan oleh pasangan nomor urut 2, untuk membawa Trenggalek bertransformasi menjadi daerah yang maju.
Pertama, Ekonomi Regeneratif dan Inklusif. Dalam pemaparan awal visi-misinya, Ipin - Syah menjelaskan terkait ekonomi inklusif, yang akan menghadirkan pemerataan dan keterbukaan dalam menumbuhkan perekonomian di Trenggalek, juga berbicara ekonomi regeneratif, atau dengan istilah jawa disebut dengan “lumintu” (terus-menerus), ekonomi yang digerakkan untuk menghadirkan rezeki yang selalu ada, berkesinambungan, walaupun jumlahnya berbeda-beda.
Untuk membangun ekonomi yang kuat, ada beberapa langkah strategis yang sudah dan akan diambil oleh Ipin-Syah, seperti meningkatkan infrastruktur dasar yang awalnya 76% menjadi 100%, membangun infrastruktur digital yang tadinya 87% menjadi 100%. Juga membuka ruang fiskal untuk menggenjot pendapatan masyarakat, yang pada tahun 2023, mayoritas pendapatan masyarakat didapatkan dari sektor pertanian, perkebunan, dan pariwisata.
Mencetak 5.000 Pengusaha
Sedangkan untuk mengurangi kemiskinan, UMKM ditumbuhkan, menciptakan dan mencetak 5.000 pengusaha, menghadirkan kredit tanpa agunan dan biaya rendah bagi pedagang pasar dan difabel, swalayan berjaringan harus berkoperasi, paket kebijakan lelang investasi dan kemudahan perizinan serta insentif, menciptakan lapangan pekerjaan, dan mengangkat semua pegawai honorer.
Kedua, Pembangunan SDM kreatif dan inovatif. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kreatif dan inovatif merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditawar. Kemajuan suatu daerah bisa dilihat dari seberapa besar daerah tersebut menginvestasikan anggarannya untuk pengembangan dan pembangunan SDM.
Ada beberapa program yang terus dikembangkan untuk meningkatkan SDM Trenggalek, seperti program beasiswa STEM, hibah tanah untuk kampus (UINSA Saintek, Matching fund dan riset).
Lalu 1.000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) untuk penurunan stunting, skill set certification, good governance based on public satisfaction, masyarakat dapat memberi rating kepada PNS dan akan mempengaruhi TPP (Tambahan Penghasilan Pegawai), sehat dibayar (kebalikan dari BPJS, bersifat preventif, orang dengan gaya hidup sehat diberi insentif), dan sekolah bagi perempuan dan kelompok rentan.
Akses kepada disabilitas akan dibuka seluas-luasnya, dan akan mendapatkan layanan pendidikan gratis. Juga membangun transfortasi publik yang aman, nyaman, dan ramah untuk lansia, anak-anak, dan kaum difabel.
Mall Pelayanan Publik (MPP), bukan hanya untuk warga yang tinggal di sekitar perkotaan. Tetapi juga dibuka untuk warga di kampung-kampung yang jauh dari akses pelayanan publik, dengan cara Ipin - Syah berkantor atau menginap di desa. MPP online juga disiapkan.
Kawal Program Makan Siang Bergizi Gratis
Ipin-Syah akan mengawal program makan siang bergizi gratis dari pemerintah pusat, agar transformasi ekonomi dan sosial berjalan baik. Dan memastikan pelaksanaannya akan melibatkan UMKM. Bahan-bahannya harus lokal. Tidak mencari untung, apalagi sampai ada korupsi.
Bagi Ipin-Syah, mengawal kebijakan-kebijakan Prabowo Subianto, merupakan kehormatan dan bentuk pengabdian pada masyarakat, bangsa, dan negara.
Ketiga, Komitmen Implementasikan Net Zero Carbon Emission (NZCE). Kepemimpinan transformatif di daerah, perlu inovasi yang kuat, kreativitas yang tinggi, dan imaginasi yang kokoh untuk memastikan program-program dan kebijakan-kebijakan yang diambil memiliki nilai kemanfaatan bagi masyarakat, disaat yang sama produk-produk yang diciptakan dan dihasilkan bisa membawa kesejahteraan, juga tidak merusak lingkungan.
Untuk menciptakan dan menghadirkan desa yang bersih, maka tersedia program adipura desa - RT, replanting green belt, replanting coral reef, penurunan GRK (Gas Rumah Kaca), green infrastructure dan penerapan secara berkelanjutan konsep smart mobility, dan transfer anggaran kabupaten berbasis Ekologi (TAKE).
Hasilnya indeks kualitas lingkungan hidup meningkat, penghargaan nirwasitra tantra atau green leadership sebagai 1 dari 9 Kabupaten/kota se Indonesia, didapatkan oleh Kabupaten Trenggalek.
Trenggalek mengalami banyak perubahan dan lompatan-lompatan pembangunan di segala bidang. Ini bisa terlihat dari meningkatnya Indikator Kinerja Utama (IKU) Trenggalek dari tahun 2020 hingga 2023.
Indeks pembangunan ekonomi inklusi dari (5.4%) menjadi (5.7%), laju pertumbuhan ekonomi dari (- 2.17%) meningkat menjadi (4.92%), PDRB per capita dari 26 juta menjadi 30.6 juta, Gini rasio dari (0.38%) menjadi (0.33%), persentase kemiskinan dari (11.62%) berkurang menjadi (10.63%), dengan catatan kemiskinan ekstrem 0%.
Tingkat pengangguran terbuka dari (4.11%) menjadi (4.52%), dan berada di bawah rata rata provinsi (4.88%), turun dari tahun sebelumnya (5.37%), dan sempat terjadi kenaikan, dikarenakan pasca covid banyak pegawai beralih menjadi wiraswasta (mempersiapkan usaha dihitung pengangguran terbuka), spent of money tourist dari (200 ribu) menjadi (434 ribu).
Indeks desa membangun dari (0.72%) naik menjadi (0.79%), indeks reformasi birokrasi dari (66.91%) meningkat menjadi (78.24%), indeks pembangunan manusia dari (69.74%) mencapai (71.96%), indeks pembangunan gender dari (92.93%) menjadi (92.57%), dengan catatan angka harapan hidup perempuan lebih tinggi, karena banyak lansia perempuan, tingkat pendidikan formalnya rendah dan daya beli rendah.
Green city index dari (53.63%) naik menjadi (73.56%), dengan catatan indeks ini gabungan dari indeks resiko bencana, indeks kalitas lingkungan hidup dan indeks layanan infrastruktur.
Banyak catatan positif apa yang telah diraih oleh Ipin-Syah ketika menjabat sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah selama kurang lebih 3 tahun terakhir. Namun juga masih ada cerita kekurangan yang perlu dikoreksi dan perbaiki.
Tak banyak anak muda yang ingin susah-susah dan berdarah-darah membangun daerah. Tapi tidak dengan pasangan Ipin-Syah. Mereka pasangan serasi dan punya chemistry, dan sangat layak untuk memimpin kembali Trenggalek ke depan. Bukankah begitu?
Penulis : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV