Andreas Brehme, Jelmaan Brietner secerdas Beckenbauer
Opini | 21 Februari 2024, 11:56 WIBOleh: Martian Damanik
Jurnalis Senior Kompas TV, Penyuka Sepak Bola
KOMPAS.TV - Almarhum Franz Beckenbauer adalah libero sejati nan pintar. Meski jadi orang dekat kiper melapis stopper, dia tahu kapan bergerak bantu serangan hingga cetak gol.
Saat terpilih jadi pelatih tim panzer, dia ubah skema permainan Jerman Barat (ketika itu) 5-3-2.
Usai runner up 1986, Der Kaizer beri panggung buat Lothar Matthaus, Andreas Brehme, Juergen Klinsmann, Juergen Kohler hingga Stefan Reuter.
Pola 5-3-2 ini butuh wingback kuat nan agresif dalam bertahan dan menyerang.
Baca Juga: Profil Franz Beckenbauer: Kaisar Sepak Bola Jerman yang Mendefinisikan Ulang Bayern Muenchen
Profil itu ada di Andreas Brehme, bek kiri yang punya kaki kanan dan kiri sama kuatnya.
Piala Eropa 1988 adalah ujiannya. Belanda terlalu tangguh dengan trio AC Milan Gullit-Rijkaard-Basten plus Koeman bersaudara.
Brehme redup oleh silau de Oranye. Piala Dunia 1990, Brehme dan Jerman tak terbendung lagi. Jerman jadi juara, Matthaus pemain terbaik.
Tapi, kalau dulu ada trending topic Andreas Brehmen lah penentu bagi Jerman.
Selain Brehme, ada figur pemain veteran Klaus Augenthaler sebagai pengganti Mathias Herget yang tak memuaskan Beckenbauer di Euro 1988.
Beckenbauer paham betul, kebintangan Lothar Matthaus akan redup tanpa Brehme dan Augenthaler.
Augenthaler adalah pembangkang dan tak segan melawan pelatih, tapi di bawah der Kaizer dia patuh dan bahu-membahu bersama Brehme di lini belakang Jerman.
Kembali lawan Belanda di babak sudden death, saat Jerman dalam tekanan, tendangan lengkungnya membuat kiper Hans Van Breukelen cuma terpelongo.
Skor 2-0, Belanda kemudian cuma mampu membalas 1 gol. Semi final lawan Inggris, Brehme kembali cetak gol lewat tendangan bebas dan sukses jadi eksekutor pinalti.
Baca Juga: Der Kaiser Franz Beckenbauer Meninggal Dunia, Dunia Sepak Bola Berduka
Pertandingan final lawan Maradona dan Argentina, di saat Jerman dapat pinalti dan harus menghadapi kiper Sergio Goycochea di menit 85, Beckbenbauer justru menunjuk Brehme, bukan Matthaus algojo utama. Matthaus sedang tidak percaya diri.
Beckenbauer tahu selain teknik, Brehme cerdas secara emosi. Brehme, apalagi Coycochea sedang on fire sejak menang adu pinalti lawan Italia di semi final. Brehme tetap tenang.
Brehme telah menjelma jadi Paul Brietner bek kiri Jerman rekan Beckenbauer di Final Piala Dunia 1974 yang menghancurkan Belanda.
Here we go, inilah tendangan Brehme, tidak keras, Goycochea bisa menebak, tapi bola tetap masuk.
Brehme jadi pahlawan Jerman, semua mengakui. Penyuka sepak bola akan selalu mengenang Brehme sebagai bintang besar.
Tak terkenal seperti Matthaus tapi secerdas Beckenbauer. RIP Andreas Brehme.
Baca Juga: Jerman Kalahkan Corona Berkat Beckenbauer?
Penulis : Redaksi-Kompas-TV
Sumber : Kompas TV