Bu Mega dan Paus Fransiskus
Opini | 23 Desember 2023, 11:45 WIBEnsiklik Rerum Novarum menyatakan pencaplokan atas hak kepemilikan pribadi jelas-jelas bertentangan dengan keadilan…hak milik pribadi sebagai jaminan hidupnya dan masa depan keluarganya. Hak milik pribadi diberikan oleh kodrat.
Melalui pemahaman tentang hak milik yang bernilai sosial itulah, Soekarno mendapat inspirasi untuk kemudian menjadi dasar Sila Kelima Pancasila pada Pidato Pancasila 1 Juni 1945.
Dulu, kepada Bung Karno, Paus menitipkan pesan-pesan solidaritas, berbela rasa kepada yang miskin dan tertindas dan nilai-nilai kemanusiaan. Pesan seperti itu pula yang dititipkan Paus kepada Megawati, yang anggota Dewan Juri Zayed Award, sebagaimana diamanatkan Deklarasi Abu Dhabi.
***
Pertemuan Senin pagi itu, sangat sejuk. Ketika kami masuk ke ruang kerjanya, Paus menyambutnya begitu ramah, tersenyum, menjabat tangan dengan erat dan hangat. Paus berterima kasih telah dikunjungi dan Mega menyampaikan terima kasih tinggi, telah diterima dengan hangat.
Paus mendengarkan penuh perhatian penjelasan dan pikiran-pikiran Megawati soal perubahan iklim, soal perang, dan masalah-masalah kemanusiaan lain yang disampaikan secara jernih dan gamblang. Kegalauan Megawati tentang kerusakan lingkungan dan akibat perang, ditanggapi Paus.
Paus memberikan contoh-contoh akibat pemanasan global karena ulah manusia. Misalnya, polusi karbon akibat pembakaran bahan bakar fosil dan perusakan hutan. Pemanasan ini mengubah sistem iklim bumi, termasuk daratan, atmosfer, lautan, dan es secara luas. Kata Paus, gunung es berguguran, dan pulau-pulau tenggelam.
Paus menyitir pendapat para ilmuwan yang menyatakan perubahan iklim sebagai ancaman kesehatan global terbesar abad ke-21. Katanya, ini ancaman yang berdampak pada kita semua: terutama anak-anak, orang-orang lanjut usia, masyarakat berpenghasilan rendah, dan juga kelompok minoritas.
Saking asyiknya pembicaraan, waktu berjalan sekitar 15 menit, tak terasa. Ruang kerja Paus kali ini sempat saya amati lebih teliti ketimbang saat pertemuan saya yang pertama. Meja kerjanya besar, dari kayu warna coklat. Di atas meja sisi kanan ada patung St Yusuf dan kanak-kanak Yesus, jam, dan salib warna kuning emas. Di tengah ada tempat alas tulis, mungkin terbuat dari kuningan berlapis emas.
Di dinding belakang Paus duduk, tergantung lukisan Bunda Maria menggendong bayi Yesus; sebelah kiri Bunda Maria berdiri Santo Petrus memegang kunci, sebelah kanan Santo Paulus memegang pedang; di depannya, kiri dan kanan berdiri orang-orang kudus.
Di sebelah kiri tempat duduk Paus, ada meja kecil di atasnya diletakkan patung Bunda Maria warna coklat tua; sebelah kanannya di atas meja kecil ada patung Santo Yusuf, juga warna coklat tua.
***
Sebelum kami meninggalkan ruang kerjanya, Paus menghadiahi kami dua buku karyanya: Ensiklik Laodato Si (Puji Bagi-Mu) yang pertama kali dipublikasikan pada 24 Mei 2015 dan nasihat apostolik Laudate Deum (Pujilah Allah) yang diterbitkan 4 Oktober 2023, menjelang konferensi iklim PBB, di Dubai belum lama ini.
Lewat Laodato Si, Paus mengajak kita semua untuk berbuat sesuatu (yang baik) bagi Ibu Bumi. Yakni, dengan bersama-sama melakukan perubahan demi menjaga dan memastikan Bumi kita bersama.
Sedangkan Laudate Deum adalah seruan kepada semua orang yang berkehendak baik tentang krisis iklim.
Kata Paus, sekarang ini dunia tempat kita hidup sedang menuju keruntuhan dan mungkin mendekati titik puncaknya. Kita akan merasakan dampaknya di bidang layanan kesehatan, lapangan kerja, akses terhadap sumber daya, perumahan, migrasi paksa, dan di bidang lainnya.
“Apakah buku ini boleh diperbanyak agar semakin banyak orang yang membacanya,” tanya Megawati, yang disambut Paus dengan gembira. Silakan. Mega tersenyum. Paus pun tersenyum sambil mengangkat kedua tangannya sedada.
Bumi makin panas. Begitu kondisi sekarang ini. Walaupun kami keluar dari kamar kerja Paus dengan suka cita dan berfoto-foto di ruangan-ruangan yang indah: lukisan indah, fresko yang indah, patung yang cantik, dan pohon natal yang kerlap-kerlip lampunya.
Dan, saya mencatat dalam hati semua yang saya lihat serta rasakan, pagi itu. Pagi yang indah di ruangan yang indah. Meski di luar udara dingin tapi langit begitu jernih, biru.
***
Sambil berjalan keluar istana, saya membenarkan pendapat bahwa Paus adalah salah satu orang yang paling berkuasa di dunia karena pengaruh diplomasi, budaya, dan spiritual yang luas baik terhadap umat Katolik maupun yang tidak beragama Katolik.
Selama dua ribu tahun terakhir, Paus telah menjadi pemain utama dalam urusan global. Dia sering bertindak sebagai perantara perdamaian, mediator, advokat, dan pemberi pengaruh.
Pemimpin Gereja Katolik Roma ini mempunyai pengaruh yang unik terhadap permasalahan global, dalam beberapa tahun terakhir. Para paus telah membantu menentukan hasil dari titik-titik perubahan penting dalam sejarah.
Misalnya, Paus Yohanes Paulus II berperan pada runtuhnya Tembok Berlin, ambruknya Uni Soviet, bangkrutnya kuasa komunisme di negara-negara Eropa Timur. Sementara, Paus Fransiskus berperan besar pada pulihnya hubungan diplomatik AS dan Kuba. Paus terus menyerukan diakhirinya perang di berbagai belahan dunia, seperti di Ukraina dan Gaza serta diberikannya bantuan kemanusiaan.
Maka, silih berganti para pemimpin negara datang ke Vatikan untuk bertemu Paus…
Penulis : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV