O Sole Mio
Opini | 6 November 2023, 04:05 WIBBegitulah delapan biarawati dan seorang diakon, ketika mereka mengucapkan kaul kekal, mereka menyatakan kesetiaannya, pengabdiannya, sukacitanya, optimismenya, dan merasakan kekuatannya untuk memberikan segalanya pada Yesus Kristus, Tuhannya.
Mereka bersetia seperti matahari menjalani panggilannya. Sebuah panggilan dari Tuhan untuk suatu keadaan hidup yang khas, di mana seseorang dapat mencapai kesucian.
Panggilan adalah terjemahan dari kata vocatio (panggilan, pemanggilan). Kata vocatio (diambil dari bahasa Latin vocare yang berarti memanggil.
Konsili Vatikan Kedua memperjelas bahwa ada “panggilan universal (vocatio) menuju kekudusan dalam Gereja” (Lumen Gentium, 39). Jadi panggilan mereka adalah panggilan hidup setiap orang yang diciptakan oleh Allah.
Dalam konteks rohani, kata panggilan sering dikaitkan dengan panggilan khusus menjadi rohaniwan/rohaniwati. Dan juga panggilan umum yang biasa dikenakan kepada awam yaitu pilihan hidup selibat dan hidup berkeluarga.
Tuhan telah memberi setiap orang berkat dan talenta yang dibutuhkan untuk memenuhi panggilan mereka. Karena itu, kesetiaan mereka yang terpanggil–baik khusus maupun umum–semestinya bukan kesetiaan temporer; tapi semestinya seperti kesetiaan matahari.
***
Tapi, adakah kesetiaan abadi di zaman sekarang ini? Di zaman konsumerisme dan materialisme ini? Di zaman yang serba mengutamakan kepentingan diri ini? Di zaman transaksional ini? Di zaman yang pedomannya untung dan rugi ini. Di zaman pragmatisme menjadi penguasa ini?
Dahulu pun, di abad ke-19, Lord Palmerston (1784-1865), seorang negarawan Inggris pernah meragukan adanya kesetiaan abadi itu. Kata Palmerston, yang abadi itu hanya kepentingan.
Kawan abadi, tidak ada. Sekutu abadi, tidak ada. Musuh abadi, tidak ada. Hanya kepentingan yang abadi itu. Katanya pada saat pidato di Majelis Rendah, 1 Maret 1848.
Kawanku hari ini, belum tentu kawanku besok. Musuhku hari ini belum tentu juga musuhku besok. Tetapi, tentu tidak demikian dengan O Sole Mio-nya Giovanni Capurro, yang setia sepanjang zaman; yang melodinya digunakan oleh Elvis Presley untuk lagunya, ‘It’s Now or Never’ (1960).
Kesetiaan Giovanni Capurro beda dengan kesetiaan Lord Palmerston, beda pula dengan kesetiaan delapan biarawati dan seorang diakon. Kesetiaan Capurro adalah kesetiaan matahari; kesetiaan Palmerston adalah kesetiaan temporer; dan kesetian para biarawati dan biarawan itu adalah kesetiaan vocatio.
Panggilan (vocatio) itu lebih dari sekadar panggilan biasa. Ini adalah panggilan dari Tuhan. Dan oleh karena itu proses menemukan atau memahami panggilan tersebut mungkin tidak selalu sederhana, dan mungkin memerlukan evaluasi diri dan penemuan diri yang kuat.
Penulis : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV