Mengapa Pernak-Pernik Natal Berwarna Hijau, Merah dan Perak? Ini Makna dan Kisah di Baliknya
Sinau | 23 Desember 2021, 04:40 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Setiap perayaan Natal seringkali dihiasi dengan dekorasi bernuansa merah dan hijau. Mulai dari pernak-pernik, lampu, pohon cemara, kostum sinterklas, dan sebagainya.
Pernak-pernik Natal tersebut ternyata mempunyai makna khusus, loh. Beberapa hiasan itu lahir dari sejarah masa lampau yang kemudian menjadi tradisi saat perayaan Natal.
Berikut beberapa makna di balik hiasan yang biasa digunakan saat Natal, dilansir dari berbagai sumber.
-
Karangan bunga bulat
Christmas wreath atau karangan bunga ini dipasang di pintu bagian depan. Kata “wreath” berasal dari kata bahasa Inggris kuno, yang berarti menggeliat atau memelintir. Dibuat dari serangkaian buah, mistletoe, tanaman cemara, perada, dan sebagainya.
Hiasan hijau (biasanya dari dahan pohon cemara) dipelintir menjadi lingkaran layaknya mahkota. Bentuknya yang melingkar itulah, tidak mempunyai awal dan akhir, melambangkan keabadian, lingkaran kehidupan, dan harapan yang tak ada habisnya, dan mulai digunakan saat Natal dan digantung. Eropa Utara juga memaknai lingkaran hijau yang tak terputus sebagai kasih abadi Tuhan.
-
Pohon Natal
Pada abad ke-18, kebiasaan menghias pohon Natal sudah layak terjadi di Prancis, Jerman, dan Austria. Oleh karena hijau sepanjang tahun, pohon cemara melambangkan harapan.
Selain itu, pohon Natal ini banyak melambangkan peristiwa yang terjadi dalam Alkitab seperti pohon Firdaus yang asli, semak menyala yang berbicara kepada Musa, pohon salib Kristus yang memberi kehidupan, dan beberapa kisah lainnya.
Di antara orang Mesir kuno, Celtic, Druid, Romawi, dan Viking, tanaman ini diyakini menjauhkan kejahatan dan penyakit. Sekarang, tiga sudut segitiga mewakili Tritunggal Mahakudus Kekristenan - Bapa, Putra, dan Roh Kudus.
-
Perada
Tinsel atau perada adalah untaian logam tipis yang digunakan dalam dekorasi Natal. Sejarah menyebut, ini berasal dari tradisi Natal Jerman terkait asal mula perada. Untaian perada Natal asli bukan hanya berwarna perak, tetapi sebenarnya terbuat dari perak sungguhan.
Perak tersebut dipalu super tipis dan dipotong-potong. Namun, karena asap dari lilin di pohon Natal mengubah perada perak menjadi hitam, perada pun berevolusi. Sekarang bahkan ditemukan dalam berbagai bentuk dan warna. Ada perada emas, perada warna-warni, karangan bunga perada, dan pohon Natal yang seluruhnya terbuat dari perada.
-
Lampu kelap-kelip
Sebelum lampu kelap-kelip digantung di pohon Natal asli, orang menggunakan lilin, yang tentu membawa risiko besar. Dengan penemuan bola lampu Edison dan bahaya kebakaran, Johnson kemudian melihat peluang.
Ia yang merupakan pemilik bagian dari Edison Lamp Company, membuat ide untuk mempromosikan lampu kelap-kelip yang bisa digunakan untuk merayakan Natal. Bagi orang Kristen sendiri, lampu melambangkan Yesus sebagai Terang Dunia, dan yang datang untuk menyelamatkan orang dari kegelapan
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Vyara-Lestari
Sumber : nolacatholic.org/goodhousekeeping.com/greenglobaltravel.com