> >

Pimpinan Spritual Iran Tuduh AS Tunggangi Protes Anti Pemerintah

Kompas dunia | 1 Agustus 2020, 14:31 WIB
Pimpinan spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei (Sumber: Anadolu Agency)

TEHERAN, KOMPAS.TV - Pimpinan spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei menuduh Amerika Serikat (AS) telah menunggangi protes anti Pemerintah.

Menurut Khamenei salah satu cara yang dilakukan AS adalah dengan menjatuhkan sanksi yang bertujuan membangkrutkan negara.

Penguasa Iran telah mencoba mencegah bangkitnya protes anti pemerintahan yang mengguncang negara dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Trump Berencana Mulai Larang Penggunaan Aplikasi TikTok di AS Hari Ini

Protes itu dimulai atas masalah ekonomi yang kemudian berubah menjadi politik, yang meminta sejumlah pejabat untuk mundur.

Pihak berwenang pun menegaskan uakan menangani protes di jalanan secara tegas.

“Target jangka pendek mereka (AS) membuat rakyat kami menyerah dan lelah sehingga mereka akan berontak terhadap sistem (pemerintahan),” ujar Khamenei seperti dilansir dari Al Jazeera.

Baca Juga: Pelanggaran HAM Muslim Uighur, AS Beri Sanksi Pada Wakil Pemerintah China di Xinjiang

“Untuk target jangka panjang mereka adalah membangkrutkan negara, pemerintahan, dengan kata lain membuat ekonomi hancur,” tambahnya.

Sanksi ekonomi yang dikeluarkan AS kepada Iran memang membuat kondisi negara tersebut terpuruk.

Iran pun tak bisa menanggulangi wabah Covid-19, dan menjadi negara dengan tingkat positif virus Corona itu tertinggi di kawasan Timur Tengah.

Perselisihan kedua negara bermula ketika Presiden AS, Donald Trump tak menghiraukan perjanjian nuklir Iran dengan 6 negara lainnya.

Baca Juga: Donald Trump Dicecar Wartawan dan Tinggalkan Konferensi Pers, Ini Penyebabnya

Pada perjanjian itu, Iran setuju untuk mengurangi program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi internasional.

Khameini pun menyebut AS kini merupakan musuh utama Iran, dan dia enggan melakukan pembicaraan dan negosiasi apa pun dengan negara adidaya itu.

“Di meja perundingan, AS akan meminta kami untuk melepas industri nuklir kami sepenuhnya, mengurangi kemampuan pertahanan kami dan melepaskan pengaruh regional kami,” tambahnya.

Penulis : Haryo-Jati

Sumber : Kompas TV


TERBARU