> >

Rakyat Korsel Terpecah soal Penahanan Yoon Suk Yeol, Puluhan Ribu Orang Turun ke Jalan

Kompas dunia | 4 Januari 2025, 20:38 WIB
Para pengunjuk rasa menggelar unjuk rasa menuntut penangkapan Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol di Seoul, Korea Selatan, Sabtu, 4 Januari 2025. (Sumber: AP Photo/Ahn Young-joon)

SEOUL, KOMPAS.TV - Puluhan ribu orang memadati jalan-jalan di Seoul, Korea Selatan, pada Sabtu (4/1/2025) waktu setempat, untuk menyuarakan dukungan hingga penolakan terhadap Presiden Yoon Suk Yeol.

Aksi ini dipicu oleh ancaman penahanan terhadap Yoon setelah deklarasi darurat militer singkat yang diumumkan pada awal Desember lalu.  

Protes ini memperburuk situasi politik yang sudah memanas, memicu kemacetan parah, hingga menyebabkan bentrokan antara demonstran dan aparat kepolisian.  

Dilansir dari Yonhap, sekitar 35.000 pendukung Yoon Suk Yeol berkumpul di Gwanghwamun Square, pusat kota Seoul, pada pukul 13.00 waktu setempat. 

Baca Juga: Ancaman Bentrokan Warnai Potensi Penahanan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol

Mereka kemudian bergerak ke kawasan Hannam-dong, Yongsan, untuk menghadapi kelompok anti-Yoon yang menggelar aksi di lokasi berdekatan.  

Hanya berjarak 400 meter, anggota Konfederasi Serikat Buruh Korea (KCTU) menggelar unjuk rasa yang menuntut penahanan segera Presiden Yoon. Massa KCTU mencoba mendekati kediaman presiden, tetapi dihalangi oleh barikade polisi.  

Bentrokan fisik tak terhindarkan. Dua demonstran dilaporkan ditahan karena diduga menyerang aparat.  

Aksi protes besar-besaran ini menyebabkan gangguan lalu lintas di beberapa wilayah utama Seoul. 

Stasiun Hangangjin, yang berada di dekat lokasi aksi, sempat ditutup sementara, dengan kereta melintas tanpa berhenti.  

Di sisi lain, kelompok demonstran yang berkumpul di Gwanghwamun Square menyerukan pemakzulan cepat terhadap Yoon. 

Baca Juga: Krisis Politik Korea Selatan Memanas, Upaya Penangkapan Presiden Yoon Suk Yeol Gagal

Mereka menyebut tindakan darurat militer yang sempat diberlakukan Yoon sebagai ancaman terhadap demokrasi.  

Tensi politik Korea Selatan yang memanas bermula dari deklarasi darurat militer singkat oleh Presiden Yoon pada awal Desember. 

Langkah tersebut memicu Majelis Nasional untuk mengajukan pemakzulan, yang kini menunggu keputusan akhir dari Mahkamah Konstitusi.  

Sementara itu, penyelidikan terhadap tindakan Yoon terus berjalan. Presiden Yoon menolak hadir untuk pemeriksaan, sehingga pengadilan mengeluarkan surat perintah penahanan.  

Pada Jumat malam, upaya penahanan oleh Corruption Investigation Office for High-ranking Officials (CIO) gagal setelah kebuntuan selama enam jam dengan tim pengamanan presiden di kediaman resmi.  

Dengan eskalasi aksi di lapangan, situasi politik Korea Selatan kian memanas. Dukungan dan penolakan terhadap Yoon mencerminkan polarisasi yang tajam di tengah masyarakat.

Keputusan Mahkamah Konstitusi atas pemakzulan Yoon kini menjadi penentu arah masa depan politik negeri tersebut.   

Baca Juga: Korea Utara Ledek Pemakzulan Yoon Suk-Yeol Bikin Korsel Lumpuh, Sebut Alami Kebingungan Politik

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Gading-Persada

Sumber : Yonhap News/Associated Press


TERBARU