> >

Hari Pertama di Tahun 2025, Serangan Israel Menewaskan 12 Orang di Gaza

Kompas dunia | 2 Januari 2025, 12:09 WIB
Asap mengepul menyusul ledakan di Jalur Gaza, seperti terlihat dari Israel selatan, Rabu, 1 Januari 2025. (Sumber: Foto AP/Ohad Zwigenberg)

JALUR GAZA, KOMPAS.TV — Serangan Israel menewaskan sedikitnya 12 warga Palestina di Jalur Gaza, Rabu (1/1/2025). Sebagian besar korbannya merupakan perempuan dan anak-anak. 

Satu serangan menghantam sebuah rumah di daerah Jabaliya di Gaza utara. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan tujuh orang tewas dalam serangan ini, termasuk seorang wanita dan empat anak. Sementara itu, militer Israel mengatakan telah "melenyapkan" pejuang Hamas.

Serangan lain yang terjadi pada malam hari di kamp pengungsi Bureij yang dibangun di Gaza tengah menewaskan seorang wanita dan seorang anak. Peristiwa ini dikonfirmasi oleh Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa yang menerima jenazah tersebut.

"Apakah Anda merayakan? Nikmatilah saat kami sekarat. Selama satu setengah tahun, kami telah sekarat," kata seorang pria yang membawa jenazah seorang anak di bawah lampu kendaraan darurat yang menyala-nyala.

Militer Israel mengatakan militan menembakkan roket ke Israel dari daerah Bureij semalam dan pasukannya menanggapi dengan serangan yang menargetkan seorang militan.

Baca Juga: AS Habiskan Rp356 Triliun untuk Dukung Perang Brutal Israel di Gaza hingga Suriah

Serangan ketiga, di kota selatan Khan Younis, menewaskan tiga orang, menurut Rumah Sakit Nasser dan Rumah Sakit Eropa yang menerima jenazah tersebut.

Menteri Pertahanan Israel Katz memperingatkan dalam sebuah pernyataan Rabu bahwa Hamas akan menderita pukulan untuk waktu yang lama, jika tidak segera membebaskan sandera yang tersisa dan berhenti menembaki Israel.

Hingga saat ini, serangan udara dan darat Israel telah menewaskan lebih dari 45.000 warga Palestina. Dikatakan bahwa wanita dan anak-anak merupakan lebih dari separuh korban tewas. 

Militer Israel mengatakan mereka hanya menargetkan militan dan menyalahkan Hamas atas kematian warga sipil karena para pejuangnya beroperasi di daerah pemukiman padat. Militer mengatakan telah menewaskan 17.000 militan, namun tidak ada bukti atas klaim ini.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti

Sumber : The Associated Press


TERBARU