Pemimpin HTS Sebut Pemberontak Suriah Setuju Bubar dan Masuk Kemhan, kecuali Faksi yang Didukung AS
Kompas dunia | 25 Desember 2024, 13:17 WIBDAMASKUS, KOMPAS.TV - Pemimpin kelompok Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) sekaligus pemimpin de facto Suriah, Ahmed Al-Sharaa menyatakan bahwa faksi-faksi pemberontak di Suriah sepakat untuk bubar dan bersatu di bawah Kementerian Pertahanan.
Al-Sharaa dilaporkan telah bertemu dengan pemimpin berbagai faksi pemberontak di Suriah. Hasilnya, pertemuan ini disebut "berakhir dengan kesepakatan pembubaran semua kelompok dan integrasi mereka di bawah pengawasan Kementerian Pertahanan."
Baca Juga: PBB Terjunkan Tim Investigasi Kejahatan Perang Era Assad, Sebut Pemerintah Baru Suriah Kooperatif
Akan tetap, faksi pemberontak yang didukung Amerika Serikat (AS), Syrian Democratic Forces (SDF) dilaporkan tidak terlibat dalam perjanjian tersebut. SDF diperkirakan memiliki kekuatan 100.000 pasukan dengan senjata yang sebagiannya dipasok AS.
Jurnalis Al Jazeera di Damaskus, Resul Serdar melaporkan bahwa kesepakatan tersebut merupakan perkembangan penting usai jatuhnya rezim Bashar Al-Assad pada awal Desember lalu.
Perkembangan ini dinilai penting karena berbagai kalangan mengkhawatirkan benturan kelompok-kelompok bersenjata pasca-Assad seiring berlangsungnya transisi kekuasaan.
"Ketakutan utamanya adalah bagaimana kelompok-kelompok yang telah bertempur melawan rezim selama 13 tahun perang saudara, kelompok-kelompok yang bersenjata berat, bagaimana mereka akan melebur dan bersatu," kata Serdar.
Sebelumnya, Perdana Menteri Suriah Mohammed Al-Bashri menyatakan bahwa Kementerian Pertahanan Suriah akan mengalami restrukturasi. Kementerian itu disebut akan diisi mantan pemberontak dan perwira yang membelot dari militer Assad.
Kementerian Pertahanan Suriah saat ini dipimpn oleh Murhaf Abu Qasra, salah satu pentolan HTS yang berperan penting dalam operasi militer yang menjatuhkan rezim Assad pada awal Desember lalu.
Baca Juga: Proses Hukum Bashar Assad di ICC: Menanti Keadilan untuk Rakyat Suriah
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV