Serangan Udara Israel di Gaza Hari Ini: Sedikitnya 20 Orang Tewas
Kompas dunia | 23 Desember 2024, 16:29 WIBJALUR GAZA, KOMPAS.TV - Petugas medis Palestina mengatakan, serangan udara Israel di Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 20 orang, Senin (23/12/2024).
Salah satu serangan terjadi pada Minggu malam hingga Senin dini hari menghantam sebuah kamp tenda di daerah Muwasi.
Muwasi merupakan zona kemanusiaan yang ditentukan sendiri oleh Israel, namun mereka tetap menyerang zona tersebut.
Serangan di Muwasi menewaskan delapan orang, termasuk dua anak-anak.
Catatan rumah sakit menunjukkan, enam orang lainnya tewas dalam serangan terhadap orang-orang yang mengamankan konvoi bantuan, dan dua lainnya tewas dalam serangan terhadap sebuah mobil di Muwasi.
Selain itu, satu orang lainnya tewas dalam serangan terpisah di daerah tersebut.
Di tempat terpisah, pihak Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di kota pusat Deir al-Balah mengatakan, tiga jenazah tiba setelah serangan udara di sebuah sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan di kamp pengungsi Nuseirat yang tengah dibangun.
Baca Juga: Musim Dingin Melanda Gaza, Warga Palestina Berjuang Melawan Angin Kencang dan Tenda Terancam Roboh
Pihak militer Israel mengatakan, mereka hanya menyerang militan dan menuduh bahwa militan yang menjadi target mereka bersembunyi di antara warga sipil.
Dikatakan pada Minggu malam, mereka telah menargetkan seorang militan Hamas yang berada di zona kemanusiaan.
Menurut pihak Kementerian Kesehatan Palestina, serangan udara dan darat Israel telah menewaskan lebih dari 45.200 warga Palestina.
Kementerian tersebut mengatakan, wanita dan anak-anak merupakan lebih dari separuh korban tewas.
Sementara itu pihak militer Israel mengatakan telah menewaskan lebih dari 17.000 militan, tanpa memberikan bukti atas data tersebut.
Sementara itu di Lebanon, Perdana Menteri Sementara Lebanon Najib Mikati melakukan kunjungan pertamanya ke garis depan, Senin (23/12/2024).
Kunjungan Mikati dilakukan setelah pemerintah Lebanon menyatakan rasa frustrasinya atas serangan dan penerbangan Israel yang terus berlanjut di negara itu.
Baca Juga: PM Malaysia Dukung Pernyataan Prabowo soal Palestina di KTT D-8 Mesir
“Kami memiliki banyak tugas di depan, yang terpenting adalah penarikan musuh (Israel) dari semua wilayah yang dijajahnya selama agresi baru-baru ini,” katanya seperti dikutip dari The Associated Press.
Selama bertahun-tahun, militer Lebanon mengandalkan bantuan keuangan untuk tetap beroperasi, terutama dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.
Pemerintah Lebanon yang kekurangan uang berharap kesepakatan gencatan senjata dan berakhirnya perang akan menghasilkan lebih banyak dana untuk meningkatkan kapasitas militer mereka.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Deni-Muliya
Sumber : The Associated Press