> >

Perdana Menteri Suriah: Pemerintahan Masih Berfungsi, tapi Hadapi Banyak Tantangan

Kompas dunia | 9 Desember 2024, 21:03 WIB
Pasukan pemberontak berselebrasi usai membakar gedung pengadilan militer di Damaskus, Suriah, Minggu (8/12/2024). (Sumber: Hussein Malla/Associated Press)

DAMASKUS, KOMPAS.TV — Perdana Menteri Suriah Mohammed Ghazi Jalali mengatakan bahwa sebagian besar menteri kabinet masih bekerja dari kantor-kantor di ibu kota Damaskus, Senin (9/12/2024).  

Menurutnya, pemerintahan Suriah masih berfungsi setelah pemberontak memasuki ibu kota selama akhir pekan lalu dan menggulingkan Presiden Bashar Assad. 

Namun, sudah ada tanda-tanda kesulitan yang akan dihadapi aliansi pemberontak yang sekarang menguasai sebagian besar negara itu, yang dipimpin oleh mantan milisi senior al-Qaeda. 

Israel mengatakan sedang melakukan serangan udara terhadap lokasi yang diduga sebagai lokasi senjata kimia dan roket jarak jauh untuk mencegahnya jatuh ke tangan para ekstremis. Israel juga telah merebut zona penyangga di dalam Suriah setelah pasukan Suriah mundur.

Kremlin mengatakan Rusia telah memberikan suaka politik kepada Assad. Keputusan ini telah dibuat oleh Presiden Vladimir Putin. Sedangkan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak berkomentar mengenai keberadaan Assad secara spesifik dan mengatakan Putin tidak berencana untuk bertemu dengannya.

Baca Juga: WNI di Suriah Belum Dievakuasi, Kemlu RI Imbau Tetap Waspada: Don’t Take It for Granted

Damaskus berangsur tenang pada hari Senin, dengan kehidupan perlahan kembali normal sementara sebagian besar toko dan lembaga publik masih tutup. Di alun-alun, beberapa orang masih merayakan tumbangnya rezim Assad. Lalu lintas sipil kembali normal tetapi tidak ada angkutan umum. Antrean panjang terbentuk di depan toko roti dan toko makanan lainnya.

Di beberapa daerah, sekelompok kecil pria bersenjata ditempatkan di jalan-jalan. Sebuah video yang beredar daring menunjukkan seorang pria berseragam militer memegang senapan sambil berusaha meyakinkan penduduk di lingkungan Mezzeh di Damaskus bahwa mereka tidak akan disakiti.

"Kami tidak punya masalah dengan Anda, baik Alawite, Kristen, Syiah, maupun Druze, tetapi semua orang harus berperilaku baik, dan tidak seorang pun boleh mencoba menyerang kami," kata lelaki bersenjata itu seperti dikutip dari The Associated Press.

Perdana Menteri Mohammed Ghazi Jalali, yang tetap menjabat setelah Assad dan sebagian besar pejabat tingginya menghilang selama akhir pekan, telah berupaya untuk membuat keadaan normal kembali.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Vyara-Lestari

Sumber : The Associated Press


TERBARU