> >

Satu Warga Inggris Tewas, Total Korban Miras Oplosan di Laos Jadi Lima Orang

Kompas dunia | 22 November 2024, 17:20 WIB
Turis asing minum di sebuah klub malam di hostel Nana Backpack di Vang Vieng, Laos, Selasa, 19 November 2024. Sebanyak lima orang turis tewas karena keracunan alkohol di Laos. (Sumber: AP Photo/Anupam Nath)

VIENTIANE, KOMPAS.TV - Korban miras berujung maut di Laos kembali bertambah.

Pada Kamis (21/11/2024), pemerintah Inggris mengonfirmasi, seorang warga negara Inggris juga meninggal karena dugaan keracunan metanol di Laos.

Kini korban tewas menjadi lima orang yang terdiri dari satu warga Inggris, satu warga Amerika Serikat (AS), satu warga Australia, dan dua warga Denmark.

Kantor Luar Negeri Inggris mengatakan, "Kami mendukung keluarga seorang wanita Inggris yang meninggal di Laos, dan kami sedang menghubungi pihak berwenang setempat."

Media Inggris mengidentifikasi wanita itu sebagai Simone White yang berusia 28 tahun, seorang pengacara di firma Squire Patton Boggs.

Para korban diyakini telah mengonsumsi minuman yang tercemar metanol, yang terkadang ditambahkan ke minuman campuran di bar yang tidak bereputasi baik, sebagai alternatif yang lebih murah daripada etanol.

Namun methanol dapat menyebabkan keracunan parah atau kematian.

Nomor telepon yang tercantum untuk Kementerian Kesehatan Laos tidak berfungsi dan polisi menolak mengomentari insiden tersebut.

Baca Juga: Turis Amerika dan Australia Tewas Keracunan Alkohol di Laos, Total Korban Tewas Jadi Empat Orang

Departemen Luar Negeri AS mengonfirmasi, seorang warga Amerika juga tewas di Vang Vieng, Laos.

Sementara itu Kementerian Luar Negeri Denmark mengatakan, dua warga negaranya juga tewas dalam "insiden di Laos," tetapi keduanya tidak berkomentar langsung mengenai kaitannya dengan keracunan metanol yang menewaskan Jones.

Sedangkan orang tua salah satu korban yang saat ini masih dirawat di rumah sakit, Shaun Bowles mengatakan kepada wartawan di Rumah Sakit di Bangkok, putrinya masih dalam kondisi kritis dan harus menggunakan alat bantu untuk tetap bertahan hidup.

"Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang dari kampung halaman atas semua dukungan dan cinta yang kami terima," katanya seperti dikutip dari The Associated Press. 

"Tetapi kami juga ingin orang-orang menghargai bahwa saat ini kami hanya butuh privasi agar kami dapat menghabiskan waktu sebanyak mungkin dengan Holly," tambahnya.

Dalam sebuah pernyataan kepada surat kabar Melbourne Herald Sun, keluarga Jones meminta privasi dalam suasana kesedihan yang mereka alami.

"Dia dikelilingi oleh cinta, dan kami terhibur karena mengetahui bahwa semangatnya yang luar biasa, menyentuh begitu banyak kehidupan selama dia bersama kami," tulis keluarga tersebut.

"Kami ingin mengungkapkan rasa terima kasih kami yang terdalam atas dukungan, cinta, dan doa yang luar biasa yang telah kami terima dari seluruh Australia," tambahnya.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan, pihak berwenang setempat sedang menyelidiki kasus tersebut dan bertanggung jawab untuk memberikan semua keterangan yang dibutuhkan, dan bahwa pemerintah AS akan memberikan bantuan konsuler.

"Kami menyampaikan belasungkawa yang paling dalam kepada keluarga atas kehilangan mereka," kata Departemen Luar Negeri. 

Laos yang terkurung daratan adalah salah satu negara termiskin di Asia Tenggara dan tujuan wisata yang populer.

Vang Vieng sangat populer di kalangan backpacker yang ingin berpesta dan bertualang.

Rincian tentang keracunan alkohol mulai terungkap sekitar seminggu setelah kedua wanita Australia jatuh sakit pada 13 November setelah minum-minum bersama sekelompok orang di kota terpencil itu.

Pihak berwenang Thailand mengonfirmasi, Jones telah meninggal karena pembengkakan otak akibat kadar metanol yang tinggi dalam sistem tubuhnya.

Baca Juga: Akan Tutup Pabrik Miras di Jakarta, Begini Jawaban Ridwan Kamil

"Pencampuran minuman dan keracunan metanol terlalu umum terjadi di banyak bagian dunia," kata Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong setelah menerima berita kematian Jones.

"Saat ini saya ingin mengatakan kepada para orang tua, kepada kaum muda, mohon bicarakan tentang risiko, mohon informasikan diri kalian, mohon mari bekerja sama untuk memastikan tragedi ini tidak terjadi lagi,” ujarnya.

Kementerian Luar Negeri Selandia Baru mengatakan, pada hari Kamis bahwa salah satu warga negaranya juga sedang dalam kondisi tidak sehat di Laos dan bisa jadi merupakan korban keracunan metanol.

“Kami telah memperbarui nasihat perjalanan kami untuk Laos dengan mencatat bahwa telah terjadi beberapa kasus dugaan keracunan metanol setelah mengonsumsi minuman beralkohol,” kata Kementerian Luar Negeri Selandia Baru.

“Para pelancong diimbau untuk berhati-hati dalam mengonsumsi minuman beralkohol, khususnya koktail dan minuman yang dibuat dengan minuman beralkohol yang mungkin telah dicampur dengan zat berbahaya,” tambah mereka.

Pihak Australia juga memperbarui saran perjalanannya, dengan memperingatkan beberapa warga negara asing telah menjadi korban dugaan keracunan metanol di Laos bulan ini.

AS hingga saat ini belum mengeluarkan saran perjalanan untuk wisatawan yang akan pergi ke Laos.

Pada hari Selasa lalu, Duong Duc Toan, manajer Nana Backpacker Hostel tempat kedua wanita Australia menginap di Vang Vieng, diberitahu oleh tamu lain bahwa ada dua warga Australia yang merupakan tamunya sedang dalam keadaan tidak sehat.

Kedua wanita itu gagal check out sesuai rencana pada tanggal 13 November. Kemudian pihak penginapan membawa mereka ke rumah sakit. 

Kedua wanita itu kemudian dibawa ke Thailand untuk perawatan medis darurat dan orang tua mereka terbang dari Australia datang untuk menemani mereka.

Salah satu dari mereka kemudian meninggal di rumah sakit, dan satu korban masih dalam kondisi kritis. 

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese mengatakan kepada Parlemen, bahwa Bianca Jones yang berusia 19 tahun telah meninggal setelah dievakuasi dari Vang Vieng, Laos untuk dirawat di sebuah rumah sakit Thailand.

Sedangkan temannya, yang juga berusia 19 tahun masih dirawat di rumah sakit di negara tetangga Thailand.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Deni-Muliya

Sumber : The Associated Press


TERBARU