> >

Korea Utara dan Rusia Sepakat Untuk Memperluas Kerja Sama Ekonomi

Kompas dunia | 21 November 2024, 13:38 WIB
Foto arsip ketika Presiden Rusia Vladimir Putin, kiri, dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berpose untuk dalam upacara penandatanganan kemitraan baru di Pyongyang, Korea Utara, pada 19 Juni 2024. Pada Rabu (20/11/2024), Rusia dan Korea Utara kembali melakukan kesepakatan untuk memperkuas kerja sama ekonomi. (Sumber: Kristina Kormilitsyna, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

SEOUL, KOMPAS.TV — Korea Utara dan Rusia mencapai kesepakatan baru untuk memperluas kerja sama ekonomi menyusul pembicaraan tingkat tinggi di Pyongyang minggu ini. Kesepakatan ini diberitakan oleh media pemerintah Korea Utara, Kamis (21/11/2024).

Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) tidak merinci lebih lanjut tentang perjanjian yang ditandatangani pada hari Rabu, antara pejabat perdagangan seniornya dan delegasi Rusia yang dipimpin oleh Menteri Sumber Daya Alam dan Skologi Alexandr Kozlov. Kantor berita Rusia Tass pada hari Selasa mengatakan para pejabat sepakat untuk meningkatkan jumlah penerbangan carter antara kedua negara untuk mempromosikan pariwisata.

Kozlov, yang tiba di Korea Utara pada hari Minggu, bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan pejabat ekonomi utamanya, Perdana Menteri Kim Tok Hun, sebelum kembali ke negaranya pada hari Rabu, kata KCNA. 

Baca Juga: Kim Jong-Un Kirim Tentara Korea Utara ke Rusia, Putin Malah Kirim Singa dan Beruang ke Pyongyang

Selama kunjungan Kozlov, Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiahkan Kebun Binatang Pusat Pyongyang dengan lebih dari 70 hewan, termasuk singa, beruang, dan beberapa spesies burung. Peristiwa ini juga diindikasikan sebagai kemesraan kedua negara yang semakin erat. 

Kim Jong Un dalam beberapa bulan terakhir telah memprioritaskan hubungan dengan Moskow. Ia secara aktif mendukung perang Putin terhadap Ukraina dengan menggambarkan Korea Utara sebagai pemain dalam front persatuan melawan Washington.

Kim belum secara langsung mengakui bahwa ia telah menyediakan peralatan dan pasukan militer ke Rusia untuk mendukung pertempurannya melawan Ukraina. Badan Intelijen Nasional Korea Selatan mengatakan kepada anggota parlemen dalam pengarahan tertutup pada hari Rabu bahwa sekitar 11.000 tentara Korea Utara pada akhir Oktober telah dipindahkan ke wilayah Kursk Rusia, tempat pasukan Ukraina merebut sebagian wilayahnya tahun ini. Sebelumnya, mereka diketahui telah melakukan latihan di timur laut Rusia.

“Badan mata-mata tersebut meyakini tentara Korea Utara ditugaskan ke unit angkatan laut dan udara Rusia dan beberapa dari mereka telah mulai bertempur bersama Rusia di garis depan,” kata Lee Seong Kweun, seorang anggota parlemen yang menghadiri pertemuan tersebut. 

Pejabat AS, Korea Selatan, dan Ukraina mengklaim bahwa Korea Utara juga telah memasok Rusia dengan sistem artileri, rudal, dan peralatan lainnya.

Baca Juga: Tentara Korea Utara Tergabung di Pasukan Khusus Rusia Lawan Ukraina, Kerahkan Senjata Terkuatnya

Sementara itu sebagai timbal balik, Korea Utara kemungkinan akan mendapatkan antara $320 juta hingga $1,3 miliar per tahun dari Rusia untuk mengirim pasukannya ke Ukraina. Hal ini diungkapkan oleh studi terbaru oleh Lim Soo-ho, seorang analis Korea Selatan di sebuah lembaga pemikir yang dikelola NIS.

“Meskipun itu akan menjadi pendapatan yang berarti bagi ekonomi Korea Utara yang lumpuh dan dikenai sanksi berat, namun bisa jadi jumlah tersebut sebenarnya lebih rendah daripada uang yang diperoleh Korea Utara dari ekspor batu bara ilegal atau memasok peralatan militer ke Rusia,” kata Lim. 

“Hal ini menunjukkan bahwa pengiriman pasukan Korea Utara bukan tentang uang, melainkan tentang perolehan teknologi utama Rusia untuk lebih memajukan program senjata nuklir dan rudalnya, yang merupakan perhatian utama di Seoul,” tambah Lim.

 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Gading-Persada

Sumber : The Associated Press


TERBARU