> >

Deklarasi G20 Dinilai Lebih Bersifat Umum, Kurang Rinci soal Cara Mencapai Tujuan

Kompas dunia | 19 November 2024, 16:38 WIB
Para pemimpin G20 mengambil bagian dalam Foto Keluarga di KTT G20 di Rio de Janeiro, Brasil pada hari Senin, 18 November 2024. Perdana Menteri Justin Trudeau, Presiden AS Joe Biden, dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni tidak hadir dalam foto tersebut. (Sumber: THE CANADIAN PRESS/Sean Kilpatrick/The Canadian Press via AP)

Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk melonggarkan pembatasan penggunaan rudal AS jarak jauh oleh Ukraina untuk memungkinkan negara itu menyerang lebih ke dalam Rusia juga dibicarakan dalam pertemuan tersebut.

"Amerika Serikat sangat mendukung kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina. Menurut saya, semua orang di meja ini juga harus hadir,” kata Biden dalam pertemuan puncak tersebut.

Baca Juga: G20 Tegaskan Dukung Gencatan Senjata di Gaza, Lebanon, dan Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menghadiri pertemuan tersebut, dan malah mengirim menteri luar negerinya, Sergey Lavrov.

Putin menghindari pertemuan puncak G20 setelah Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah yang mewajibkan negara-negara anggota untuk menangkapnya jika berada di luar Rusia.

Deklarasi G20 menyoroti penderitaan manusia di Ukraina sambil menyerukan perdamaian, tanpa menyebut nama Rusia.

“Deklarasi tersebut menghindari menuding para pelaku,” kata Paulo Velasco, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Negeri Rio de Janeiro.

“Artinya, deklarasi ini tidak secara kritis menyebut Israel atau Rusia, tetapi menyoroti situasi kemanusiaan yang dramatis dalam kedua kasus tersebut,” ujarnya.

Velasco menambahkan, seluruh isi deklarasi yang dihasilkan masih kurang spesifik.

“Deklarasi ini sangat sejalan dengan apa yang diharapkan Brasil. Tetapi jika kita benar-benar menganalisisnya dengan saksama, deklarasi tersebut lebih merupakan deklarasi yang mengungkapkan niat. Deklarasi tersebut merupakan deklarasi niat baik dalam berbagai masalah, tetapi hanya sedikit tindakan konkret dan nyata,” ujarnya.

Dorongan Pajak Kepada Para Miliarder Global

Selain membahas mengenai perang dan konflik, pertemuan G20 juga menyerukan kemungkinan pajak bagi para miliarder global yang didukung oleh Presiden Lula Da Silva.

Pajak semacam itu akan memengaruhi sekitar 3.000 orang di seluruh dunia, termasuk sekitar 100 orang di Amerika Latin.

Baca Juga: Presiden Prabowo Bertemu PM India Narendra Modi di Sela-Sela KTT G20 Brasil, Bahas Apa?

“Klausul tersebut dimasukkan meskipun ada tantangan dari Argentina. Begitu pula dengan klausul lain yang mempromosikan kesetaraan gender,” kata pejabat Brasil seperti dikutip dari The Associated Press.

Argentina menandatangani deklarasi G20, tetapi memiliki masalah dengan agenda pembangunan berkelanjutan PBB tahun 2030.

Presiden sayap kanannya, Javier Milei telah menyebut agenda tersebut sebagai "program supranasional yang bersifat sosialis".

Negara itu juga menolak seruan untuk mengatur ujaran kebencian di media sosial, yang menurut Milei melanggar kedaulatan nasional. 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Deni-Muliya

Sumber : The Associated Press


TERBARU