> >

Korea Utara Kecam Kerja Sama Keamanan Tiga Negara, Beri Peringatan Keras

Kompas dunia | 19 November 2024, 15:09 WIB
Dalam foto yang disediakan oleh pemerintah Korea Utara ini, pemimpinnya Kim Jong Un, kiri, memeriksa uji coba pesawat nirawak yang dirancang untuk menabrak target, di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara, Kamis, 14 November 2024. (Sumber: AP Photo)

SEOUL, KOMPAS.TV — Korea Utara memperingatkan akan adanya respons keras terhadap kerja sama keamanan trilateral antara Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang.

Peringatan itu muncul hanya beberapa hari setelah ketiga negara mengumumkan pembentukan sekretariat untuk memperkuat hubungan keamanan mereka.

Dalam pernyataan resmi yang dimuat Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), Korea Utara menyebut langkah tersebut sebagai upaya memperdalam konfrontasi di Semenanjung Korea dan kawasan Asia-Pasifik. 

"Amerika Serikat berusaha mengendalikan politik dan militer di kawasan ini melalui blok militer yang kini telah berubah menjadi aliansi nuklir," tulis KCNA, Selasa (19/11/2024), dikutip dari Yonhap.

Pernyataan ini merujuk pada keputusan bersama yang diambil oleh Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, dan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba saat menghadiri pertemuan di Lima, Peru, pekan lalu.

Dalam pertemuan itu, ketiga pemimpin sepakat membentuk sekretariat sebagai langkah untuk memperkuat kerja sama trilateral.

KCNA menyebut inisiatif ini sebagai awal dari "era kehancuran trilateral," seraya mengeklaim bahwa keputusan tersebut akan memicu respons keras dari Korea Utara. 

Baca Juga: Tentara Korea Utara Dikirim ke Rusia Makin Bikin Ngeri Musuh Kim Jong-Un, Hal Ini Sebabnya

"Langkah ini akan mengarah pada kebiasaan tanggapan yang semakin kuat dari pihak kami," ungkap mereka.

Lebih lanjut, Korea Utara mengkritik ketiga pemimpin yang memprakarsai kerja sama tersebut, dengan menyebut mereka kehilangan dukungan publik. 

"Salah satu dari mereka telah digulingkan dari kursi perdana menteri, yang lain akan segera lengser, dan yang ketiga menghadapi risiko pemakzulan," kata KCNA.

Pejabat Kementerian Unifikasi Korea Selatan menilai pernyataan Korea Utara sebagai bentuk manipulasi retorika yang tidak berdasar. 

"Kerja sama trilateral ini adalah upaya menjaga nilai-nilai universal, seperti kebebasan, hak asasi manusia, dan perdamaian, serta menegakkan tatanan internasional," ujar seorang pejabat yang enggan disebutkan namanya.

Ia menambahkan, tuduhan Korea Utara sangat ironis mengingat negara itu justru sering kali dianggap sebagai pelopor pelanggaran nilai-nilai universal. 

"Ini adalah sikap yang tidak tahu malu dari Korea Utara," ujarnya. 

Baca Juga: Bersiap Perang, Kim Jong-Un Ingin Senjata Nuklir Korea Utara Diperkuat Tanpa Batas

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Yonhap


TERBARU