> >

Korea Utara Meratifikasi Perjanjian Pertahanan dengan Rusia, Saling Kirim Pasukan Ketika Perang

Kompas dunia | 12 November 2024, 14:15 WIB
Foto arsip ketika Presiden Rusia Vladimir Putin, kiri, dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berpose untuk dalam upacara penandatanganan kemitraan baru di Pyongyang, Korea Utara, pada 19 Juni 2024. (Sumber: Kristina Kormilitsyna, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

SEOUL, KOMPAS.TV — Pihak Korea Utara meratifikasi perjanjian pertahanan utama dengan Rusia yang menetapkan bantuan militer timbal balik.

Peristiwa ini diberitakan oleh media pemerintah Korea Utara. Selasa (12/11/2024).

Adapun pihak Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, dan Ukraina mengatakan, Korea Utara telah mengirim ribuan tentara ke Rusia untuk mendukung perang melawan Ukraina.

Perjanjian tersebut mengharuskan kedua negara menggunakan semua cara yang tersedia untuk memberikan bantuan militer segera, jika salah satu dari negara tersebut diserang. 

Perjanjian tersebut juga menyerukan kedua negara untuk bekerja sama secara aktif.

Hal ini untuk membangun tatanan dunia baru yang adil dan multipolar.

Termasuk memperkuat kerja sama di berbagai sektor, dan energi atom yang damai, ruang angkasa, pasokan makanan, perdagangan, serta ekonomi.

Beberapa pengamat berspekulasi, ratifikasi perjanjian di kedua negara dapat menjadi sinyal Korea Utara dapat segera secara resmi memasuki perang Rusia-Ukraina.

Baca Juga: 50.000 Tentara Korea Utara dan Rusia Disebut Telah Bergerak, Targetkan Kembali Kuasai Kursk

Rusia telah menyelesaikan ratifikasi perjanjian tersebut minggu lalu.

Setelah ditandatangani oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada bulan Juni lalu.

Perjanjian tersebut dianggap sebagai kesepakatan pertahanan terbesar kedua negara sejak berakhirnya Perang Dingin.

Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) menyebutkan, Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif akan berlaku ketika kedua pihak bertukar dokumen tentang ratifikasi tersebut. 

KCNA juga menyebutkan, Korea Utara meratifikasi perjanjian tersebut melalui dekrit yang ditandatangani pada hari Senin. Parlemen Korea Utara yang hanya dapat menyetujui.

Sedangkan Majelis Rakyat Tertinggi memiliki hak untuk meratifikasi perjanjian, tetapi Kim Jong Un dapat meratifikasi perjanjian-perjanjian besar secara sepihak. 

Menurut penilaian intelijen AS, Korea Selatan, dan Ukraina, diperkirakan ada sekitar 12.000 tentara Korea Utara telah dikirim ke Rusia.

Minggu lalu, pejabat Ukraina mengatakan, pasukan Ukraina dan Korea Utara terlibat dalam pertempuran skala kecil.

Sementara tentara Ukraina menembakkan artileri ke tentara Korea Utara di wilayah perbatasan Kursk Rusia.

Baca Juga: Korea Selatan Sebut Korea Utara Ganggu Sinyal GPS, Penerbangan dan Kapal Kena Dampak

Pengiriman pasukan Korea Utara mengancam akan meningkatkan perang yang telah berlangsung selama hampir tiga tahun.

Korea Selatan, AS, dan mitra-mitra mereka juga khawatir tentang apa yang dapat diberikan Rusia kepada Korea Utara sebagai balasannya.

Kemungkinan transfer teknologi sensitif Rusia untuk meningkatkan program nuklir dan rudal Korea Utara yang sudah maju akan menjadi perkembangan yang mengkhawatirkan bagi AS dan sekutu-sekutunya.

Korea Utara dan Rusia telah memperkuat kerja sama militer dan kerja sama lainnya secara signifikan.

Pihak badan mata-mata Korea Selatan mengatakan, Korea Utara telah mengirim lebih dari 13.000 kontainer artileri, rudal, dan senjata konvensional lainnya ke Rusia sejak Agustus 2023.

Hal ini untuk mengisi kembali persediaan senjatanya yang semakin menipis.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Deni-Muliya

Sumber : The Associated Press


TERBARU