> >

Pesawat Ditembaki karena Perang Antar Geng, Bandara Utama Haiti Ditutup

Kompas dunia | 12 November 2024, 13:22 WIB
Wartawan berlindung dari baku tembak antara geng dan polisi di Port-au-Prince, Haiti, Senin, 11 November 2024. (Sumber: Foto AP/Odelyn Joseph)

Di daerah kelas atas lainnya, geng membakar rumah-rumah. Sekolah ditutup karena kepanikan menyebar di sejumlah daerah.

Kerusuhan itu terjadi sehari setelah Dewan Transisi Demokrasi memecat perdana menteri sementara Garry Conille, dan menggantikannya dengan pengusaha Alix Didier Fils-Aimé.

Dewan itu telah ditandai oleh pertikaian internal dan tiga anggotanya baru-baru ini dituduh melakukan korupsi.

Saat dilantik, Fils-Aimé mengatakan, prioritas utamanya adalah memulihkan perdamaian di negara yang dilanda krisis dan menyelenggarakan pemilu, yang belum pernah diselenggarakan di Haiti sejak 2016.

"Banyak yang harus dilakukan untuk mengembalikan harapan," katanya di hadapan para diplomat dan pejabat keamanan yang mengenakan jas.

"Saya sangat menyesalkan orang-orang yang telah menjadi korban, dipaksa meninggalkan semua yang mereka miliki," ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press. 

Negara ini telah mengalami kekacauan politik selama berminggu-minggu, yang menurut para pengamat dapat mengakibatkan lebih banyak kekerasan di tempat di mana pertumpahan darah telah menjadi hal yang biasa.

Kelompok geng di negara ini telah lama memanfaatkan kekacauan politik untuk merebut kekuasaan, menutup bandara, pelabuhan pengiriman, dan menimbulkan kekacauan.

Baca Juga: Koalisi Geng Haiti Sebar Teror di Port-au-Prince dan Rebut Banyak Pemukiman, Pasukan Kenya Kewalahan

Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan geng-geng telah menguasai sekitar 85% ibu kota Port-au-Prince.

Sementara misi yang didukung PBB yang dipimpin oleh polisi Kenya untuk meredakan kekerasan geng mengalami kesulitan dengan kurangnya dana dan personel. 

Louis-Henri Mars, direktur eksekutif Lakou Lapè, sebuah organisasi yang bekerja untuk membangun perdamaian di daerah-daerah yang dilanda kekerasan di Haiti mengatakan, pertikaian politik telah memungkinkan geng-geng memiliki kebebasan untuk menyerang kota dan memperluas kendali mereka atas Port-au-Prince. Ia khawatir warga sipil akan menanggung akibatnya.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Deni-Muliya

Sumber : The Associated Press


TERBARU