> >

Topan Hantam Filipina, Ribuan Orang Mengungsi

Kompas dunia | 12 November 2024, 12:45 WIB
Warga membawa barang-barang mereka saat sungai meluap, menyusul hujan lebat akibat Topan Toraji di Kota Ilagan, provinsi Isabela, Filipina utara pada Senin, 11 November 2024. (Sumber: AP Photo/Noel Celis)

MANILA, KOMPAS.TV — Topan Toraji yang melanda Filipina membuat negara tetangga Indonesia itu dilanda banjir. Selain itu, topan juga merobohkan pohon dan membuat pemadaman listrik di Filipina Utara, sebelum akhirnya melemah menjadi badai tropis yang bertiup ke Laut Cina Selatan,  Selasa (12/11/2024).

Filipina telah berjuang keras untuk mengatasi berbagai bencana yang disebabkan oleh empat topan dan badai yang terjadi berturut-turut dalam waktu kurang dari satu bulan. Bencana ini menghancurkan lahan pertanian warga. Badai yang sedang terjadi di Pasifik diprediksi menguat menjadi topan dan menghantam Filipina pada hari Kamis.

Pihak berwenang masih membersihkan jalan yang terhalang oleh pohon tumbang, tiang listrik, dan tanah longsor kecil yang disebabkan oleh Toraji untuk memungkinkan lewatnya paket makanan dan bantuan pemerintah lainnya, serta untuk menyelamatkan mereka yang mungkin terdampar di desa-desa terpencil.

Kontingen tanggap bencana, termasuk pasukan tentara, polisi, dan penjaga pantai, telah berjuang untuk menanggulangi dampak dari topan dan badai yang terjadi berturut-turut ini. Tetapi Presiden Ferdinand Marcos Jr. meyakinkan warganya bahwa bantuan sedang dalam perjalanan menuju masyarakat yang menjadi korban Topan Toraji.

Baca Juga: Filipina Tetapkan Hari Berkabung, usai Topan Tropis Tewaskan 146 Orang dan 8,6 Juta Lain Terdampak

"Meskipun masih ada cuaca buruk dan angin kencang di luar sana, para petugas mengatakan mereka masih bisa melakukannya. Mereka masih bisa bekerja membersihkan pohon-pohon yang tumbang dan tiang-tiang listrik yang roboh sehingga barang-barang bantuan kami bisa lewat," kata Marcos seperti dikutip dari The Associated Press.

"Kami sudah ada di sana dan mereka tinggal menunggu badai terlewati agar mereka bisa bekerja," tambah Marcos, yang tidak hadir di forum Ekonomi Asia-Pasifik minggu ini di Peru untuk mengawasi aksi tanggap darurat yang dilakukan pemerintahannya terhadap dampak badai.

Di provinsi Cagayan utara, tempat Marcos dua hari lalu memeriksa kerusakan akibat topan yang terjadi sebelumnya, para pejabat mengatakan angin kencang dan hujan deras Toraji membanjiri 25 desa di enam kota akibat banjir.

Setidaknya 22 jembatan tidak dapat dilalui karena banjir dan terjadi pemadaman listrik di 13 kota serta ibu kota provinsi. 

Sebelum Toraji menghantam provinsi timur laut Aurora pada hari Senin, Menteri Dalam Negeri Jonvic Remulla memerintahkan evakuasi penduduk di 2.500 desa di utara yang diperkirakan akan dilanda topan.

Ia juga memperingatkan bahwa pegunungan, lembah, dan dataran Luzon yang diguyur hujan lebih rentan terhadap banjir bandang dan tanah longsor.

Sekolah ditutup dan layanan feri antarpulau serta penerbangan domestik ditangguhkan di provinsi-provinsi di atau di dekat jalur Toraji. 

Dua topan terakhir dan badai tropis sebelum Toraji menyebabkan lebih dari 160 kematian, merusak ribuan rumah dan lahan pertanian, serta memengaruhi lebih dari 9 juta orang, termasuk ratusan ribu orang yang mengungsi ke tempat penampungan darurat.

Toraji menumpahkan hujan yang seharusnya diturunkan dalam satu hingga dua bulan, hanya dalam 24 jam di beberapa tempat.

Baca Juga: Banjir dan Longsor Dahsyat di Filipina: 85 Orang Tewas dan 41 Hilang

Filipina telah menerima bantuan dari Amerika Serikat, sekutu lamanya, dan dari negara-negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Indonesia, dan Brunei, untuk mengangkut makanan, air, dan bantuan lainnya ke provinsi-provinsi utara yang terkena dampak badai.

Filipina dilanda sekitar 20 topan dan badai setiap tahun. Negara ini sering dilanda gempa bumi dan memiliki lebih dari selusin gunung berapi aktif, yang menjadikannya salah satu negara paling rawan bencana di dunia.

Pada tahun 2013, Topan Haiyan, salah satu siklon tropis terkuat yang pernah tercatat, menewaskan lebih dari 7.300 orang atau hilang, meratakan seluruh desa, dan membuat kapal-kapal kandas dan menabrak rumah-rumah di Filipina bagian tengah.

 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus

Sumber : The Associated Press


TERBARU