> >

50.000 Tentara Korea Utara dan Rusia Disebut Telah Bergerak, Targetkan Kembali Kuasai Kursk

Kompas dunia | 11 November 2024, 19:22 WIB
FILE - Tentara Korea Utara berbaris dalam parade militer besar-besaran di Lapangan Kim Il Sung, Pyongyang untuk merayakan 100 tahun kelahiran pendiri Korea Utara, Kim Il Sung pada 15 April 2012. (Sumber: AP Photo/Ng Han Guan, File)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Sebanyak 50.000 tentara Korea Utara dan Rusia disebut telah bergerak, dan segera melakukan serangan untuk kembali menguasai Kursk.

Kursk saat ini masih menjadi wilayah di perbatasan Rusia yang diduduki Ukraina sejak Agustus lalu.

Hal tersebut diungkapkan pejabat Amerika Serikat (AS) dan juga Ukraina.

Baca Juga: China Bakal Danai Program Makan Bergizi Gratis Presiden Prabowo, Kesepakatan Tercapai

Pada penilaian terbaru AS disimpulkan bahwa Rusia telah mengerahkan pasukannya tanpa harus menarik tentaranya keluar dari wilayah timur Ukraina.

Hal itu akan memungkinkan Moskow melakukan serangan di berbagai lini secara bersamaan.

Pasukan Rusia telah merebut kembali sebagian wilayah yang diduduki Ukraina di Kursk.

Dilansir dari The Japan Times, Senin (11/11/2024), pejabat AS mengungkapkan Rusia telah menyerang posisi Ukraina dengan serangan rudal dan tembakan artileri, namun belum memulai serangan besar di sana.

Para pejabat Ukraina memperkirakan serangan serupa akan melibatkan tentara Korea Utara dalam beberapa hari mendatang.

Serangan yang akan dilakukan Rusia-Korea Utara muncul setelah Presiden terpilih AS Donald Trump bertekad untuk mengakhiri perang dengan cepat.

Trump tidak banyak bicara tentang bagaimana ia akan menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina.

Namun, Wakil Presiden terpilih AS JD Vance telah menguraikan rencana yang memungkinkan Rusia mempertahankan wilayah yang telah direbutnya di Ukraina.

Baca Juga: Serangan Drone Ukraina Mengarah ke Moskow, Rusia Luncurkan 145 Drone ke Negara Zelenskyy

Beberapa pejabat militer dan intelijen AS semakin pesimistis terhadap prospek Ukraina secara keseluruhan.

Mereka juga mencatat bahwa Rusia terus memperoleh kekuatan, baik di Kursk maupun di Ukraina timur.

Para pejabat mengatakan kemunduran ini disebabkan oleh kegagalan Ukraina dalam mengatasi kekurangan kekuatan pasukan.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari

Sumber : The Japan Times


TERBARU