> >

Korea Selatan Sebut Korea Utara Ganggu Sinyal GPS, Penerbangan dan Kapal Kena Dampak

Kompas dunia | 9 November 2024, 16:41 WIB
FILE - Seorang tentara berdiri di pos jaga militer Korea Utara sambil mengibarkan bendera nasional, terlihat dari Paju, Korea Selatan, pada 26 Juni 2024. (Sumber: AP Photo/Lee Jin-man, Arsip)

SEOUL, KOMPAS.TV — Militer Korea Selatan melaporkan gangguan sinyal GPS yang dilakukan Korea Utara di wilayah perbatasan pada Sabtu (9/11/2024). Aksi manipulasi sinyal GPS tersebut terjadi selama dua hari berturut-turut, yang berdampak pada operasional penerbangan dan kapal sipil.

Menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, gangguan sinyal ini terdeteksi sejak Jumat di wilayah perbatasan barat, tepatnya di sekitar Kota Kaesong dan Haeju. 

"Kami mendesak Korea Utara untuk segera menghentikan provokasi gangguan sinyal GPS ini dan memperingatkan bahwa negara tersebut akan bertanggung jawab penuh atas segala konsekuensinya," kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan dikutip dari The Associated Press.

Ketegangan antara Korea Selatan dan Korea Utara terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, secara terbuka menunjukkan kekuatan nuklir dan program misil yang semakin canggih. 

Kim juga mengintensifkan perang psikologis dan elektronik, termasuk mengirim ribuan balon yang berisi sampah serta selebaran propaganda anti-Korea Selatan ke wilayah Selatan.

Incheon dalam Risiko

Analis keamanan, Sukjoon Yoon, menyoroti bahwa aksi Korea Utara ini mengancam Bandara Internasional Incheon, pintu masuk utama Korea Selatan yang terletak kurang dari 100 kilometer dari perbatasan. 

Yoon menjelaskan bahwa gangguan sinyal GPS bisa berbahaya bagi penerbangan komersial, terutama di kondisi cuaca buruk, dan melanggar konvensi internasional terkait keamanan navigasi.

Baca Juga: Ukraina Mengaku Tak Takut Tentara Korea Utara Bantu Rusia: Mereka Akan Mati Sia-Sia

"Meski belum terjadi insiden besar dalam penerbangan, risiko gangguan sinyal GPS ini cukup tinggi," tulis Yoon dalam situs 38 North.

Pada tahun ini, bandara juga sempat terganggu operasionalnya akibat sampah dari balon Korea Utara, mengakibatkan penutupan landasan pacu hingga 265 menit dalam 12 insiden berbeda.

Relasi Semakin Panas

Sejak awal tahun, hubungan Korea Utara dan Korea Selatan semakin memanas. Kim bahkan merombak konstitusi untuk menegaskan Korea Selatan sebagai musuh permanen. 

Pada Oktober, Korea Utara menghancurkan beberapa jalur transportasi yang sebelumnya menghubungkan kedua negara sebagai tanda simbolis ketidaksenangannya terhadap Seoul.

Tidak hanya itu, Korea Utara juga meluncurkan uji coba rudal balistik antarbenua awal November sebagai bentuk tekanan pada Amerika Serikat.

Selain provokasi langsung, keterlibatan Korea Utara dalam konflik global turut menjadi sorotan.

Korea Utara dilaporkan mendukung Rusia dalam perang di Ukraina dengan menyediakan peralatan militer dan tentara. 

Pihak berwenang Korea Selatan mengkhawatirkan bahwa aliansi militer antara Korea Utara dan Rusia berpotensi memicu transfer teknologi yang dapat memperkuat program nuklir Korea Utara, sehingga meningkatkan ancaman di kawasan tersebut. 

Baca Juga: Rusia Bungkam soal Keterlibatan Tentara Korea Utara dalam Perang Ukraina

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU