> >

Terpilih Jadi Presiden, Departemen Kehakiman AS Pertimbangkan Penghentian Kasus Federal Donald Trump

Kompas dunia | 7 November 2024, 20:01 WIB
Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republikan, Donald Trump tersenyum dalam acara nonton bareng hasil penghitungan suara pemilu di West Palm Beach, negara bagian Florida, AS, Rabu (6/11/2024) dini hari waktu setempat. (Sumber: Evan Vucci/Associated Press)

WASHINGTON, KOMPAS.TV – Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ) dilaporkan sedang berdiskusi dengan kantor penasihat khusus Jack Smith untuk membahas kemungkinan penghentian dua kasus federal terhadap presiden terpilih, Donald Trump. 

Langkah ini mempertimbangkan kebijakan DOJ yang melarang penuntutan terhadap presiden yang sedang menjabat, yang dapat mempengaruhi nasib kasus tersebut ketika Trump kembali menjabat pada Januari mendatang.

Jack Smith, yang diangkat oleh Jaksa Agung Merrick Garland pada November 2022, mendakwa Trump dalam dua kasus besar.

Pertama, dugaan penyalahgunaan dokumen rahasia negara. Kedua, dugaan keterlibatan dalam menghalangi transisi kekuasaan usai Pemilu 2020. 

Langkah DOJ ini tampaknya bertujuan mengantisipasi potensi konflik hukum antara Trump sebagai presiden terpilih dan departemen itu sendiri.

Selama kampanye pemilu lalu, Trump menyatakan dengan tegas ia akan memecat Smith "dalam dua detik" jika dirinya kembali ke Gedung Putih. 

Pernyataan keras tersebut membuat DOJ harus mengambil langkah hati-hati dalam menentukan nasib kasus-kasus tersebut.

Menurut laporan dari CBS News yang dilansir dari BBC, Kamis (7/11/2024), pembicaraan DOJ dengan tim penasihat Jack Smith melibatkan pembahasan mengenai aturan yang melindungi presiden yang sedang menjabat dari penuntutan, serta pentingnya menjaga kelancaran transisi pemerintahan antara administrasi Biden dan Trump. 

Baca Juga: Respons Putin usai Trump Menang Pemilu AS Bakal Disorot, Ini Kata Kremlin

Keputusan untuk menghentikan kasus ini sebelum Trump dilantik kembali akan membantu menghindari konfrontasi antara DOJ dan presiden baru yang potensial.

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Deni-Muliya

Sumber : BBC


TERBARU