Netanyahu Pecat Menhan Gallant, Protes Meletus di Israel
Kompas dunia | 6 November 2024, 12:15 WIBIa mengatakan kesepakatan terkait tawanan diperlukan "secepat mungkin, saat mereka masih hidup" dan mengatakan "tidak akan ada pengampunan" karena mengabaikan mereka.
Ia juga mengatakan penyelidikan menyeluruh atas peristiwa 7 Oktober adalah satu-satunya cara untuk memastikan pemerintah akan belajar dari kesalahan yang sebenarnya.
Netanyahu telah menolak seruan agar dilakukan penyelidikan, dengan mengatakan hal itu seharusnya hanya dilakukan setelah perang berakhir.
Gallant mengakhiri pernyataannya dengan memberi penghormatan kepada para prajurit yang bertugas di ketentaraan dan mereka yang tewas dalam perang.
Ia mengangkat tangan dan memberi hormat saat meninggalkan podium. Banyak keluarga tawanan, bersama dengan puluhan ribu orang yang telah bergabung dalam protes antipemerintah, menuduh Netanyahu menggagalkan kesepakatan gencatan senjata untuk mempertahankan kekuasaannya.
Mitra garis keras Netanyahu mengancam akan menjatuhkan pemerintah jika ia memberi konsesi kepada Hamas, yang meningkatkan risiko pemilihan umum dini saat popularitas sang perdana menteri sedang rendah.
Minggu ini, pihak berwenang mengumumkan penangkapan seorang ajudan Netanyahu atas dugaan membocorkan informasi rahasia kepada media asing yang memberikan perlindungan politik kepada perdana menteri saat pembicaraan mengenai tawanan gagal.
"Memecat Gallant di tengah perang adalah tindakan gila," kata pemimpin oposisi, Yair Lapid, di media sosial X.
"Netanyahu menjual keamanan Israel dan tentara Israel demi kelangsungan hidup politik yang memalukan," ujarnya.
Baca Juga: Malaysia Cari Dukungan Negara-Negara Arab untuk Depak Israel dari PBB
Presiden Israel Isaac Herzog yang jabatannya sebagian besar bersifat seremonial dan dimaksudkan untuk membantu menyatukan negara, menyebut pemecatan Gallant sebagai hal terakhir yang dibutuhkan Israel.
Forum akar rumput yang mewakili keluarga tawanan mengatakan pemecatan Gallant adalah kelanjutan langsung dari upaya untuk menghancurkan kesepakatan pertukaran tawanan.
Dalam beberapa jam, ribuan pengunjuk rasa berkumpul di pusat kota Tel Aviv, memblokir jalan raya utama kota dan melumpuhkan lalu lintas.
Kerumunan massa, banyak yang memegang bendera Israel dan yang lainnya meniup peluit dan menabuh genderang, berkumpul di sekitar beberapa api unggun.
Beberapa ribu orang berdemonstrasi di luar rumah Netanyahu di Yerusalem dan di tempat lain di kota itu.
Para pengunjuk rasa berkumpul dan memblokir jalan di beberapa tempat lain di seluruh negeri, dan stasiun-stasiun televisi Israel menayangkan gambar polisi yang berkelahi dengan pengunjuk rasa.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : The Associated Press, Al Jazeera