> >

Pilpres AS Ketat Jelang Pemilihan, Elektabilitas Trump dan Harris Terpaut 0,9 Persen

Kompas dunia | 4 November 2024, 16:42 WIB
Calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump, kiri, berpidato di sebuah rapat umum kampanye di Madison Square Garden, 27 Oktober 2024, di New York, dan Capres dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris, kanan, berpidato di sebuah acara kampanye di Ellipse dekat Gedung Putih di Washington, 29 Oktober 2024. (Sumber: AP Photo)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Dua kandidat presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan Kamala Harris masih bersaing ketat jelang Pemilihan Presiden AS yang akan digelar pada Selasa (5/11/2024) besok. Bahkan, elektabilitas Trump dan Harris secara umum hanya terpaut 0,9 persen.

Berdasarkan data survei terkini yang dihimpun FiveThirtyEight, Harris sedikit unggul dari Trump dengan elektabilitas 47,9 persen per Minggu (3/11). Trump membuntuti dengan elektabilitas 47 persen.

Persentase tersebut adalah elektabilitas umum secara nasional yang dihimpun dari lembaga-lembaga survei kredibel di AS. Sebagai catatan, AS tidak menggunakan persentase suara secara nasional untuk menentukan pemenang pilpres.

AS menganut sistem electoral college yang menentukan pemenang melalui banyaknya electoral votes (dewan elektoral) yang dimenangkan. Jumlah dewan elektoral di setiap negara bagian di AS berbeda-beda tergantung populasi.

Baca Juga: Trump Ternyata Diinginkan Banyak Warga Iran untuk Jadi Presiden AS, Apa Alasannya?

Total terdapat 538 dewan elektoral di 50 negara bagian AS. Kandidat presiden perlu mengamankan setidaknya 50+1 suara atau 270 dewan elektoral untuk memenangkan pemilihan.

Pemenang ditentukan massa mengambang

Ketatnya elektabilitas Trump dan Harris membuat Pilpres AS 2024 diproyeksikan akan ditentukan oleh suara dari negara bagian mengambang (swing states). Negara bagian mengambang adalah daerah dengan mayoritas pemilih yang tidak didominasi oleh Partai Demokrat ataupun Republikan.

Terdapat tujuh negara bagian yang disebut sebagai negara bagian mengambang di AS, yakni Pennsylvania, Georgia, North Caroina, Michigan, Arizona, Wisconsin, dan Nevada. Ketujuh negara bagian tersebut memiliki total 93 dewan elektoral yang diperebutkan.

Sementara itu, 43 negara bagian lain diketahui menjadi basis suara Demokrat dan Republikan dan diperkirakan menghasilkan suara yang tidak berbeda jauh dari hasil survei.

Profesor ilmu politik di University of Massachusetts Amherst, Raymond La Raja menilai suara negara bagian Pennsylvania akan krusial untuk menentukan hasil Pilpres AS 2024.

Trump diperkirakan dapat memenuhi ambang batas 270 suara dewan elektoral jika berhasil memenangkan suara Pennsylvania. Negara bagian ini tercatat memiiki 19 dewan elektoral.

Di lain pihak, Harris disebut harus menembus "tembok biru" untuk mencapai ambang batas menang pemilu. "Tembok biru" yang dimaksud adalah tiga negara bagian yang menjadi basis suara capres Demokrat hingga Pilpres AS 2016: Pennsylvania, Michigan, dan Wisconsin.

"Jika Harris ingin menang tipis, dia harus mengamankan apa yang kita sebut sebagai tembok biru, Pennsylvania dan Wisconsin," kata La Raja dikutip Al Jazeera.

Ketiga negara bagian "tembok biru" masih menjadi arena persaingan ketat antara Harris dan Trump jelang pemilihan. Berdasarkan survei terkini, Trump unggul tipis 0,7 poin di Pennsylvania, sedangkan Harris unggul tipis 0,6 poin di Wisconsin dan 0,8 poin di Michigan.

Baca Juga: Biden Terus Dukung Pembunuhan Massal Israel, Arab-Amerika Cenderung Pilih Trump Dibanding Harris

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU