> >

Antisipasi Serangan China, Taiwan Beli 1.000 Drone Serang dari AS

Kompas dunia | 29 Oktober 2024, 13:47 WIB
Drone serang Anduril Altius 600M-V. Bulan Juni lalu, Departemen Luar Negeri AS telah memberi tahu Kongres bahwa mereka menyetujui penjualan sebanyak 291 sistem Anduril Altius 600M-V senilai Rp4,8 triliun (US$300 juta) dan 720 drone AeroVironment Switchblade 300 “B” dengan nilai hingga Rp965 miliar (US$60 juta). (Sumber: Altius)

TAIPEI, KOMPAS.TV – Kementerian Pertahanan Taiwan menandatangani perjanjian resmi dengan pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk membeli hingga 1.000 unit drone serang dari kontraktor pertahanan AeroVironment dan perusahaan teknologi pertahanan Anduril Industries. 

Langkah ini diambil guna memperkuat deterens atau daya tangkal dalam menghadapi potensi serangan China terhadap Taiwan, menurut sumber industri yang memahami transaksi ini, seperti laporan Straits Times, Selasa (29/10/2024). 

Perjanjian awal, atau "surat penawaran dan penerimaan" ditandatangani pada akhir September. Langkah ini merupakan tahap sebelum kontrak resmi yang akan menetapkan jumlah, nilai transaksi, dan tanggal pengiriman.

Menurut sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan karena kesepakatan ini belum diumumkan secara resmi, kontrak tersebut mungkin akan segera ditandatangani.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS menolak berkomentar mengenai penjualan senjata ini.

Penggunaan drone serang telah menjadi komponen utama dalam peperangan modern. Rusia dan Ukraina telah menggunakan ribuan drone untuk mengintai dan melancarkan serangan dalam konflik berkepanjangan mereka.

Baca Juga: AS Jual Senjata Senilai Rp31 Triliun ke Taiwan, Termasuk Sistem Rudal Pertahanan Udara Canggih

Drone Switchblade AS. Taiwan beli 1.000 drone serang dari AS. Langkah ini diambil guna memperkuat deterensi atau daya tangkal dalam menghadapi potensi serangan China terhadap TAIWAN. (Sumber: Forbes)

Kendaraan udara tak berawak juga digunakan dalam serangan Iran terhadap Israel pada April lalu.

"Langkah ini menunjukkan bahwa Taiwan dan AS sama-sama memetik pelajaran penting dari peperangan di Ukraina, dan menerjemahkan pengetahuan tersebut ke dalam strategi pembelian di masa depan," ujar Laksamana Muda (Purn.) Mark Montgomery, direktur senior di Foundation for Defence of Democracies, yang pernah mengunjungi Taiwan untuk mengevaluasi kebutuhan pertahanan negara itu. 

Bulan Juni lalu, Departemen Luar Negeri AS telah memberi tahu Kongres bahwa mereka menyetujui penjualan sebanyak 291 sistem Anduril Altius 600M-V senilai Rp4,8 triliun (US$300 juta) dan 720 drone AeroVironment Switchblade 300 B dengan nilai hingga Rp965 miliar (US$60 juta).

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Bloomberg


TERBARU